General Manager PT PLN UID Kalselteng Muhammad Joharifin saat dikonfirmasi di Kota Banjarbaru, Jumat, mengapresiasi upaya dan jerih payah seluruh tim pembangunan listrik desa yang berhasil mengkoneksikan Unit Listrik Desa (ULD) Kuala Jelai ke sistem grid.
Baca juga: Dirut PLN serahkan "PLN Journalist Awards" kepada 18 karya jurnalistik
Baca juga: Dirut PLN serahkan "PLN Journalist Awards" kepada 18 karya jurnalistik
"Terima kasih atas usaha dan jerih payah seluruh tim dan pihak terkait, semua tidak lepas dari kolaborasi pemerintah daerah dan masyarakat sehingga bisa menyambung sistem ULD Kuala Jelai menjadi grid. Tentu, langkah tersebut berdampak sangat positif bagi masyarakat, lingkungan bahkan perusahaan," ujar Joharifin.
Menurut Joharifin, sistem grid bagi masyarakat, akan menjamin keberlangsungan listrik yang mengalir secara kontinyu siang dan malam. Sedangkan pada aspek lingkungan, mengurangi polusi udara akibat pembakaran bahan bakar minyak mesin diesel serta meniadakan bunyi yang sangat mengganggu pendengaran.
Joharifin menjelaskan, program dedieselisasi mendukung program dekarbonisasi pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) akibat gas karbon sehingga tujuan Net Zero Emission (NZE) pada 2060 bisa tercapai.
Baca juga: Menteri BUMN tetapkan jajaran komisaris baru PLN, Nawal Nely jabat komisaris
Baca juga: Menteri BUMN tetapkan jajaran komisaris baru PLN, Nawal Nely jabat komisaris
"Melalui sistem grid, perusahaan juga akan terbantu oleh dedieselisasi karena mengurangi konsumsi BBM yang rata-rata senilai Rp966,58 juta per bulan sehingga turut membantu penghematan perusahaan sebesar Rp11,6 miliar per tahun," ujar Joharifin.
Dikatakan dia, tersambungnya jaringan listrik Desa Kuala Jelai ke sistem grid, diharapkan memberi dampak positif yang lebih baik lagi untuk masyarakat, menggaet investor agar berinvestasi di daerah yang memiliki objek wisata yang sangat potensial seperti Pantai Anugrah yang langsung mengarah ke Laut Jawa.
"Semoga tersambungnya listrik Kuala Jelai ke sistem grid menjadi awal baru berkembangnya daerah ini sehingga semakin memikat investor, dan semakin dikenal seantero Nusantara," ungkap Joharifin.
Baca juga: PLN UID Kalselteng dukung elektrifikasi kawasan "Shrimp Estate" di Kalteng
Baca juga: PLN UID Kalselteng dukung elektrifikasi kawasan "Shrimp Estate" di Kalteng
Diketahui, Kuala Jelai merupakan desa pesisir paling barat di Provinsi Kalteng dengan luas 34 kilometer persegi yang memiliki penduduk sebanyak 3.750 jiwa, dan kini dapat menikmati listrik 24 jam penuh.
Hal itu terwujud berkat personel PT PLN (Persero) UID Kalselteng yang telah berupaya keras menyambung jaringan listrik di Desa Kuala Jelai hingga berhasil ke sistem Grid PLN Kalimantan Selatan-Kalimantan Tengah-Kalimantan Timur.
Sebelumnya, PLN menyediakan Unit Listrik Desa (ULD) Kulai Jelai dengan pembangkit diesel berkapasitas 1.552 kilo Volt Ampere (kVA) yang telah beroperasi sejak 1991 untuk melayani 1.036 pelanggan desa yang mayoritas warga mata pencaharian petani dan nelayan.
Penyediaan ULD itu, selain membuat tak lagi bersuara berisik juga listrik menyala 24 jam penuh sehingga fasilitas itu dirasakan Ilham dan seluruh warga Kuala Jelai yang berbatasan langsung dengan Provinsi Kalimantan Barat.
"Jika dulu, listrik hanya menyala 12 jam saja, suaranya sangat bising karena posisi mesin yang ada di perkampungan, namun sekarang semuanya sudah berubah," ucap Muhammad Ilham, seorang guru honorer di SDN Kuala Jelai yang sangat merasakan perbedaan kondisi kelistrikan saat ini.
PLN UID Kalselteng sendiri, tepat pada 29 Februari 2024 lalu berhasil menyelesaikan pembangunan infrastruktur kelistrikan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20 kV dengan panjang 12 kilo meter sirkuit (kms).
Baca juga: PLN UID Kalselteng dukung elektrifikasi kawasan "Shrimp Estate" di Kalteng
Baca juga: PLN UID Kalselteng dukung elektrifikasi kawasan "Shrimp Estate" di Kalteng