Rantau (ANTARA) - Balai Wilayah Sungai Kalimantan III memperingati Hari Air Dunia di Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan mengangkat isu penting tentang peran air untuk kehidupan manusia dengan tema "Water for Piece".
Kepala BWS Kalimantan III I Putu Eddy Purna Wijaya mengatakan tema "Water for Piece" diangkat fokus utamanya adalah kompleksitas isu air global yang bisa menciptakan kedamaian atau konflik karena integritas lingkungan berkaitan erat dengan manajemen air yang adil dan efisien.
"Tema ini diharapkan terjadi kolaborasi dengan tujuan agar terciptanya kondisi di mana air menjadi alat untuk perdamaian di semua aspek kehidupan," ungkapnya pada acara tersebut di Taman Irigasi Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Senin.
Baca juga: BWS Kalimantan tanam pohon di Irigasi Tapin
Putu mengatakan kampanye tentang peran penting air ini telah menjadi agenda internasional, pada Mei 2024 ini Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah 10 tahun World Water Forum.
Aktivitas kolaborasi BWS Kalimantan III dengan Komunitas Peduli Sungai serta pemerintah daerah ini, diharapkan tercipta prilaku sehat atas keberadaan air ini.
Diketahui, selesai Bendungan Tapin merupakan proyek strategis nasional yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 2021 lalu, saat ini BWS Kalimantan III tengah membangun jaringan irigasi untuk ketahanan air dan pangan nasional di Kabupaten Tapin.
"Selama 2018-2023 BWS Kalimantan III telah membangun, merehabilitasi dan peningkatan DI (daerah irigasi) Tapin yang bisa mengairi sawah seluas 3.844 hektare. Tahun 2024 dilaksanakan lanjutan pembangunan dengan luas layanan 227 hektare dan hingga 2028 direncanakan dapat mengairi seluruh wilayah irigasi," jelas Putu.
Baca juga: Tapin susun RDTR lindungi sumber air baku dari pencemaran
Pada kesempatan ini, BWS Kalimantan III juga melakukan aksi penanaman pohon sebanyak 500 batang di Tanam Irigasi Tapin dan Bendung Tapin Linuh.
Putu mengatakan sebagian pohon buah ini merupakan endemik Kalimantan dan ke depan bisa bernilai ekonomis bagi masyarakat sekitar.
Sementara itu, Ketua Komunitas Masyarakat Peduli Sungai Banua Rantau Pencinta Sungai (Barangai) Kabupaten Tapin Muhammad Fauzi Fadilah memberikan catatan kepada para pihak agar memberikan perlindungan terhadap sungai-sungai di Tapin.
"Terlepas Tapin memiliki bendungan hingga irigasi premium Indonesia, tak serta merta kita melupakan sungai-sungai yang kondisinya saat ini memprihatinkan," ungkapnya.
Baca juga: BWS Kalimantan III buat infrastruktur sumber air baku baru untuk Pemkab Tapin
Fauzi mengatakan sejumlah sungai di Tapin telah terkontaminasi dampak aktivitas industri ekstraktif seperti tambang batu bara hingga sampah rumah tangga.
"Ada yang mungkin sudah hampir satu dekade tak ada penanganan serius oleh yang berwenang, pemerintah misalnya," ujarnya.
Disebutkan Fauzi, apabila sejumlah sungai ini dipelihara maka akan menunjang aktivitas ekonomi di sektor pertanian.
"Kalau serius peduli air untuk kehidupan harusnya ditindak saja apabila ada yang mencemari, apalagi misalnya dilakukan perusahaan tambang batu bara secara terang-terangan," ungkapnya.
Baca juga: BWS Kalimantan dukung Gerakan Nasional 1.000 hekare pangan di Tapin
Baca juga: Diancam El Nino, BWS perkuat ketahanan air Bendungan Tapin untuk pangan