Rantau (ANTARA) - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan (Bappelitbang) Kabupaten Provinsi Kalimantan Selatan Tapin Meidy Harris Prayoga menyatakan pemerintah daerah setempat menyusun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) sebagai upaya melindungi sumber air baku dari ancaman pencemaran.
"Pada 2024 ini Dinas PUPR beserta Dinas Lingkungan Hidup Tapin melaksanakan penyusunan RDTR Kawasan Bendungan Tapin, hal tersebut dalam rangka upaya melindungi pencemaran lingkungan pada daerah kawasan bendungan Tapin dan sekitarnya," kata Meidy kepada ANTARA di Rantau, Jumat.
Baca juga: BWS Kalimantan III buat infrastruktur sumber air baku baru untuk Pemkab Tapin
Meidy bersama bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III usai meninjau Intake Sumber Air Baku Tapin di Bendung Linuh koneksi dengan Bendungan Tapin yang merupakan proyek strategis nasional era Presiden Joko Widodo.
Baca juga: Diancam El Nino, BWS perkuat ketahanan air Bendungan Tapin untuk pangan
Meidy mengatakan RDTR merupakan solusi konkrit Pemerintah Kabupaten Tapin untuk melindungi area sumber air baku misalkan dari dampak pencemaran industri ekstraktif, seperti pertambangan batu bara.
"Pastinya akan kita berikan sumber air baku yang layak untuk masyarakat," tuturnya.
Terkait pemindahan sumber air baku baru di Bendung Linuh, dikatakan Meidy, masih tahap uji coba olah Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III.
"Akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan, yang mana memang dalam rencana pemanfaatan air baku tersebut sebesar 250 liter/detik dari potensi sumber air baku Bendung Linuh sebesar 500 liter/detik," ungkapnya.
Baca juga: Bendungan Tapin mampu reduksi banjir
Meidy memastikan jika Intake Air Baku Bendung Linuh ini operasional secara penuh, maka aspek kebutuhan sumber air bersih masyarakat akan terwujud karena air langsung berasal dari jaringan bendung tersebut.
"Tindak lanjut ke depan semoga kita dapat juga mewujudkan Jaringan Perpipaan Utama (JDU) Tambarangan-Tungkap kurang lebih 11 Kilometer, sehingga diharapkan cakupan layanan air bersih untuk masyarakat Tapin dapat lebih luas lagi," ujarnya.
Baca juga: Limbah batu bara di Kalsel masuk ke lahan fungsional pertanian Tapin
Meidy mengungkapkan Pemkab Tapin menargetkan seluruh wilayah kecamatan se-Tapin dapat dijangkau sumber air baku baru tersebut.
"Kualitas air baku yang langsung diakses melalui Intake Bendungan Linuh melalui jaringan perpipaan dirasakan lebih baik tentunya diharapkan menekan biaya operasional dari pihak PDAM," ucap Meidy.
Baca juga: Dikepung tambang batu bara, warga Tapin Kalsel kesulitan air bersih
Diketahui, saat ini sumber air baku lama di Instalasi PDAM Tapin di Bungur mengalami peningkatan biaya produksi yang sangat tinggi sejak beberapa tahun silam, akibat sungai terdampak limbah pertambangan hingga rumah tangga.