Banjarbaru (ANTARA) - Bupati dan Wakil Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) Sahrujani dan Hero Setiawan berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III di Kantor Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan.
Sahrujani menyoroti urgensi revitalisasi Polder Alabio yang selama ini jadi garda terdepan dalam pengendalian banjir serta sumber utama irigasi bagi 6000 ha lahan pertanian.
"Kami berharap dengan revitalisasi Polder Alabio, Kabupaten HSU bisa menjadi bagian Program Cetak Sawah yang dicadangkan oleh Presiden Prabowo Subianto melalui Kementerian Pertanian, di mana target 500.000 ha untuk Kalimantan Selatan, maka dengan adanya Polder Alabio ini kami siap menyediakan lahan,” katanya, Kamis.
Sejalan dengan visi misinya mewujudkan HSU sebagai pusat agrominapolitan penopang logistik Kalsel, besar harapan Sahrujani untuk menghidupkan dan memaksimalkan fungsi Polder Alabio ini.
Dia optimistis bahwa dengan adanya sinergi antara pemerintah daerah, BWS Kalimantan III, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, serta Kementerian Pertanian, Polder Alabio dapat kembali berfungsi optimal dan memberikan manfaat bagi ketahanan pangan, pengelolaan banjir, serta meningkatkan perekonomian masyarakat HSU.
Wakil Bupati HSU Hero Setiawan menjelaskan bahwa permasalahan saat ini dihadapi adalah gulma susupan gunung atau bisa juga disebut "Rumput Jablai."
Menurut Wabup, cukup sulit ditangani karena pertumbuhan dan perkembangan gulma ini tergolong cepat, tidak bisa dibakar karena bibitnya akan menyebar, serta akarnya juga kuat. Cara paling tepat membersihkannya dengan menggunakan alat berat. Saat ini HSU memiliki 4 unit excavator ampibi yang siap diturunkan untuk membersihkan wilayah perairan.
"Kami akan menggandeng semua elemen untuk menjaga infrastruktur yang sangat vital ini," ujar Hero Setiawan.
Menurut Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan III I Putu Eddy Purna Wijaya, S.T, M.T, pihaknya telah melakukan survei lapangan terkait Polder Alabio ini. Pihaknya siap mendorong langkah ini dengan membantu unit kapal penghancur gulma, ke depannya akan melakukan pertemuan kembali sekaligus monitoring ke lapangan.