"Tapi, kami masih berharap untuk meloloskan dua atlet putra dan putri lagi ke Paris," kata Kepala Bidang Luar Negeri Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Hendricus Mutter dalam seminar dan diskusi yang digelar di Ancol, Jakarta pada Sabtu.
Masih ada dua seri penting yang bisa memastikan dua atlet lainnya merebut tiket Olimpiade.
Kedua seri itu adalah turnamen di Huangpu Riverside, Shanghai, China, pada 16-19 Mei 2024.
Kemudian, turnamen di Ludovika, Budapest, Hungaria, pada 23 Juni yang sekaligus menandai berakhirnya masa kualifikasi atlet panjat tebing dunia menuju Paris.
"Semoga bisa ada dua atlet lagi yang lolos sehingga bisa meraih dua medali,” kata Hendricus.
Dia yakin kepada deretan prestasi dan rekor dunia yang konsisten ditorehkan sejumlah atlet elite seperti Desak Made Rita Kusuma Dewi, Kiromal Katibin, Veddriq Leonardo, dan Rahmad Adi Mulyono.
Baca juga: Menpora tegaskan dukungan untuk panjat tebing agar terus berprestasi
"Target dua emas itu karena kita bisa dibilang rata-rata dari 10 pertandingan, delapan di antaranya adalah emas. Jadi, dari rekam jejak dan pertandingan yang sudah dijalani, kami sangat yakin bisa mendapatkan emas," kata Hendricus.
Menurut dia, Indonesia sangat mendominasi nomor speed putra dan putri dunia, yang merupakan buah dari latihan berdisiplin, adaptasi yang cepat, dan kemampuan membaca jalur yang cepat serta efektif.
“Kecepatan anak-anak untuk memanjat dan membaca jalur sangat hebat, juara, lah. Selain itu, atlet speed Indonesia ini, bibit dan juniornya banyak. Di bawah atlet elite kita sudah ada beberapa atlet yang bisa merebut posisi mereka,” jelas Hendri.
Namun, Hendri mengingatkan keyakinan dan sederet prestasi itu perlu diimbangi pula dengan kontrol emosi yang baik, untuk meminimalisir kesalahan saat bertanding.
"Penting untuk meredam nafsu. Kalau sesuai dengan latihan, stabilitas kemampuan dijaga saat bertanding, pasti (target emas) bisa tercapai,” kata Hendri.
“Pokoknya, bagaimana caranya ketika bertanding juga harus tenang, jangan menggebu-gebu, demi meminimalisir error. Saya kira mereka butuh konsultan psikologis untuk bisa fokus. Pertandingannya sangat singkat, mengatur stabilitas emosional tentu menjadi menantang," kata dia.
Baca juga: PBSI optimistis soal peluang medali dalam Olimpiade 2024 Paris
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Jafar M Sidik