Kotabaru (Antaranews Kalsel) - Pemkab Kotabaru, Kalimantan Selatan, berencana membangun "Tol Laut" dengan menyiapkan kapal feri penyeberangan Sigam, Pulaulaut-Kelumpang Tengah.
"Pembukaan pelayaran kapal feri Sigam-Kelumpang Tengah merupakan hasil kerja sama pemerintah daerah dengan perusahaan pelayaran PT Pelayaran Benua Raya Khatulistiwa," kata Bupati Kotabaru H Sayed Jafar di Kotabaru, Selasa.
Bupati berharap, dengan beroperasinya kapal feri penyeberangan itu nanti dapat memperlancar distribusi penumpang dan logistik di Pulaulaut dan Geronggang, Tanjung Batu, Kelumpang Tengah, Pudi kelumpang Utara dan sekitarnya.
Selain itu, terbukanya daerah terisolasi di daratan Kalimantan bagian timur dan Pulaulaut, serta tumbuh dan bekermbangnya usaha kecil mikro dan menengah UMKM.
Hal yang sama juga telah dilakukan pemerintahan Sayed Jafar-Burhanuddin, yakni Pulaulaut-Pulau Sebuku.
Sayed Jafar menyadari, tahap awal pembukaan pelayaran feri akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan, karena pendapatan perusahaan belum mampu menutupi biaya operasional pengoperasian kapal feri.
"Seperti yang terjadi pada pelayaran di Pulaulaut-Pulau Sebuku yang pada tahap awal pihak perusahaan harus mensubsidi hingga Rp42 juta per bulan, karena pendapatan dari tiket penumpang belum bisa untuk menutupi biaya operasional," terang dia.
Namun subsidi tersebut semakin bulan semakin turun, dan kini berkurang hingga menjadi Rp25 juta per bulan.
Ia berharap, pengoperasian kapal feri penyeberangan antara daratan Kalimantan dengan Pulaulaut Kotabaru nanti bisa dibiayai dari hasil pendapatan penjualan tiket penumpang.
Sebelumnya, Direktur PT Pelayaran Benua Raya Khatulistiwa, H Sayed Andi Makmur Al Idrus, mengungkapkan, dengan beroperasinya KMF Stagen, yang melayani pelayaran dari Pulaulaut-Pulau Sebuku dan sebaliknya itu bisa mendorong percepatan pemerataan pembangunan di Kotabaru.
Masyarakat di Pulau Sebuku sudah sangat memimpikan adanya kapal fery yang bisa melayani pelayaran Pulaulaut-Pulau Sebuku. Dan bertepatan dengan hari ulang tahun Bupati Kotabaru H Sayed Jafar Al Idrus yang ke-54 (17 Maret) pelayaran Pulaulaut-Pulau Sebuku dimulai.
Dengan beroperasinya kapal fery penyeberangan Pulaulaut-Pulau Sebuku, juga diharapkan mampu mendorong laju pertumbuhan ekonomi di dua pulau.
KMF Stagen yang dibuat pada 2005 memiliki kapasitas penumpang sekitar 300 orang, dengan penumpang kendaraan roda empat sekitar 24 unit dan ratusan kendaraan roda dua.
Dengan jarak antara Pulaulaut dengan Pulau Sebuku sekitar 8 mil itu, KMF Stagen yang memiliki kapasitas kecepatan sekitar 4 knot-8 knot memerlukan waktu tempuh sekitar dua jam pelayaran.