Martapura (ANTARA) - Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan menghadirkan Guru Tungkal Jambi KH Fakhruddin Nur mengisi tausiyah pada peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW.
Kegiatan dihadiri Bupati Banjar Saidi Mansyur yang diwakili oleh Asisten Administrasi Umum Rakhmad Dhani, Kepala DKISP M Aidil Basith beserta seluruh staf dan pegawai serta para wartawan lingkup Pemkab Banjar.
Acara diawali pembacaan maulid dibawakan anak asuh Guru Muhari dari Pondok Pesantren Raudhatul Muta’allimin Annadhliyah (RMA) Guntung Manggis Banjarbaru diikuti khusu' penceramah Guru Tungkal Jambi KH Fakhruddin Nur.
KH Fakhruddin Nur menyampaikan kecerdasan dan kejeniusan Imam Syafi'i yang sudah tampak sejak kecil pada usia tujuh tahun, Imam Syafi’i sudah dapat menghafal ayat suci Al-Quran.
Kemudian pada usia 10 tahun, hafal kitab Al-Muwatha karya Imam Malik dan di usia 15 tahun sudah mampu berfatwa memenuhi permintaan para ulama lain dan siapa saja yang membutuhkan pada masa itu.
Baca juga: Muhammad SAW contoh teladan kaum Muslimin
Guru Fakhruddin menyebut, amalan masuk surga menurut Imam Syafi'i
diantaranya meagungkan kelahiran Rasulullah, mengerjakan perintah Allah dengan ikhlas dan semua kebaikan walau pun tidak wajib.
Dikatakan, pada awal usianya Imam Syafi'i tidak begitu banyak membaca Al-Qur'an karena sibuk menuntut ilmu dan baru pada penghujung usia memperbanyak kembali tilawah Al-Qur'annya.
"Sama hal dalam ibadah malam, Imam Syafi'i selalu bangun pada sepertiganya bahkan di akhir hayat selalu menghidupkan semalaman sehingga perjalanan kehidupannya penuh berkah," ucap KH Fakhruddin.
Melalui perjalanan hidup Imam Syafi'i itu, KH Fakhruddin berharap jamaah mampu mengambil pelajaran dari kesungguhan ibadah sekaligus meneladani kecintaannya terhadap Al Qur'an dan Rasulullah agar meraih keberkahan ilmunya.
Baca juga: PKK Banjar Maulidan Bersama Muslimat NU