Banjarmasin, (AntaranewsKalsel) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan terus berupaya meningkatkan daya saing ekonomi melalui berbagai program unggulan, antara lain, pengembangan pertanian, infrastruktur, dan penyediaan energi.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor pada puncak HUT Ke-66 Provinsi Kalimantan Selatan, Senin, mengatakan bahwa tema HUT Provinsi Kalsel kali ini adalah "Bacangkal Maharagu Banua", berarti tanggap terhadap berbagai persoalan yang ada, menuju Kalsel yang sejahtera.
"Bacangkal maharagu Banua, sangat kita perlukan saat ini karena cukup banyak tantangan dan persoalan daerah yang memerlukan kacangkalan atau kegesitan kita dalam mengatasinya," katanya.
Seluruh pihak, kata dia, harus cangkal mengatasi perlambatan ekonomi, permasalahan kemiskinan dan pengangguran, rendahnya kualitas SDM, degradasi kualitas dan kuantitas lingkungan hidup, termasuk juga bacangkal dalam memperbaiki pelayanan dasar masyarakat, terutama yang berkaitan dengan pendidikan dan kesehatan.
Menurut Sahbirin, sifat "bacangkal" juga diperlukan untuk mewujudkan rencana pembangunan ke depan, terutama mencapai Kalsel mapan (mandiri dan terdepan), lebih sejahtera, berkeadilan, berdikari, dan berdaya saing.
Beberapa proyek besar pembangunan, antara lain, pembangunan bandara, jembatan pulau laut, dan pembangunan tol harus segera direalisasikan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah.
"Saya mengharapkan kepada bupati/wali kota dan segenap jajaran di daerah agar terus bersinergi dan berkoordinasi dalam membangun Kalimantan Selatan," katanya.
HUT Ke-66 Provinsi Kalimantan Selatan pada tanggal 14 Agustus 2016 menjadi peringatan pertama bagi Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor yang terpilih dalam Pilkada 2015.
Bersama pasangannya Wakil Gubernur Kalsel Rudy Resnawan, masyarakat berharap kepemimpinan yang baru akan mampu membawa Kalimantan Selatan berlari, mengejar ketertinggalan berbagai sektor, terutama pascakrisis ekonomi global yang hingga kini dampaknya sangat dirasakan oleh warga daerah ini.
Sebelumnya, Kepala Badan Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan Jasran mengatakan bahwa mengejar ketertinggalan pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu fokus kerja pemerintahan Gubernur Sahbirin Noor bersama dengan Wakil Gubernur Rudy Resnawan pada 2016 s.d. 2021.
Menurut Jasran, pertumbuhan ekonomi kini mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah setelah anjloknya harga batu bara dan komoditas unggulan lainnya, yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi provinsi ini yang sebelumnya berada di posisi tujuh, kini merosot di posisi 27 nasional.
Pada saat komidatas tambang masih mengalami masa keemasan 3 tahun silam, pertumbuhan ekonomi Kalsel bisa mencapai 7 hingga 8 persen, bahkan lebih per tahun.
Namun, begitu terjadi krisis ekonomi global, yang berdampak besar pada harga komoditas unggulan, mulai dari batu bara, karet, bahkan CPO, hingga pertumbuhan ekonomi Kalsel merosot sampai angka 3,8 persen.
Walaupun pertumbuhan ekonomi Kalsel dinilai masih sedikit lebih baik daripada provinsi lainnya, seperti Kalimantan Timur, yang pertumbuhan ekonominya mengalami minus. Namun, perlu upaya dan kerja keras dari seluruh pihak untuk segera memulihkan kondisi ekonomi Kalsel.
Menurut Jasran, Berdasarkan rencana pembangunan jangka menengah dan jangka panjang, kini Pemprov Kalsel telah memetakan berbagai persoalan strategis yang terjadi dan strategi penyelesaiannya.
Berbagai persoalan strategis tersebut, antara lain, persoalan daya saing perekonomian daerah, yang dahulu mengandalkan sektor ekonomi nonberkelanjutan, seperti tambang batu bara, menjadi ekonomi berkelanjutan.
"Pemerintah secepatnya ingin mentransformasi dan mengembangkan sektor ekonomi berkelanjutan tersebut melalui pengembangan sektor pertanian dan hortikultura, peternakan, perikanan, industri, dan ekonomi kreatif," katanya.
Persoalan lain terkait dengan daya saing kualitas sumber daya manusia yang hingga kini masih jauh tertinggal dalam berbagai sektor.
Upaya yang dilakukan, yaitu mempercepat transformasi sosial melalui peningkatan SDM dengan fokus pada pemangku kepentingan dan masyarakat.
Guna meningkatkan indeks kualitas lingkungan hidup, dia memandang perlu peningkatan pelayanan infrastruktur utama dan infrastruktur dasar.