Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan Nuryadi menyampaikan, pihaknya bisa mengambil langkah pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau sekolah secara daring untuk siswa jika bencana kabut asap makin parah.
"Kalau memang sudah parah, bisa saja kita laksanakan. Artinya PJJ bisa dilakukan," ucapnya di Banjarmasin, Sabtu.
Istilah PJJ populer saat pandemi COVID-19 lalu, di mana penularan penyakit tersebut sudah dilevel tinggi, agar tidak terjadi kerumunan dan pelanggaran protokol kesehatan, maka diterapkan sekolah secara daring antara guru dan siswa.
Menurut Nuryadi, pelaksanaan belajar mengajar di sekolah harus terus berlanjut, meskipun kondisi udara di Kota Banjarmasin kurang sehat karena kabut asap akibat terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) saat musim kemarau ini.
"Karenanya sudah kita sampaikan himbau kepada sekolah untuk menerapkan kembali pakai masker bagi siswanya," ucap Nuryadi.
Namun jika kondisi makin parah dan membahayakan kesehatan siswa, tentunya harus ada langkah antisipasinya, kata Nuryadi, salah satunya PJJ tadi.
"Saat ini memang belum perlu kebijakan itu diambil, tapi kita imbau tetap pakai masker dan banyak minum air putih dan vitamin," ujarnya.
Dia pun menghimbau dengan kondisi udara saat ini kurang baik, apalagi banyak yang mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), agar orang tua siswa memperhatikan kesehatan anaknya, juga mengurangi mereka beraktivitas di luar rumah.
Sebagaimana disampaikan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, hingga September 2023 ini, kasus penyakit ISPA di Kota Banjarmasin tertinggi, yakni, dengan sebanyak 36.082 kasus.
Sehingga Dinkes meminta semua masyarakat Kota Banjarmasin untuk waspada, diimbau pakai masker jika keluar rumah, kemudian menjaga stamina tubuh dengan banyak minum air putih dan mengkonsumsi vitamin.