Banjarmasin (ANTARA) -
"Awalnya terpaksa sekarang jadi biasa," ungkap Kurnia Usman guru di SMP Negeri 20 Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Guru pendidikan agama Islam ini menceritakan awal perjalanan SMP Negeri 20 Banjarmasin hingga kini berstatus salah satu sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi Kalsel sejak 2019.
Baca juga: Adaro Logistik bekali masyarakat Desa Tinggiran II Luar kelola sampah
Bagi Kurnia perlu kesadaran semua pihak termasuk para siswa untuk mengatasi permasalahan sampah khususnya sampah plastik yang prosentasinya cukup besar.
Siswa diajak aktif mengumpulkan sampah, memilah dan tidak membuang sampah sembarangan guna menciptakan lingkungan bersih dan sehat.
Tahun ini SMP Negeri 20 Banjarmasin ditunjuk Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin mengikuti program Adiwiyata tingkat nasional.
Kurnia yang pernah mengikuti pelatihan lingkungan "Green Leader 5" yang difasilitasi Adaro Logistic melalui PT Maritim Barito Perkasa (MBP) ini terdorong untuk bisa mewujudkan sekolah ramah lingkungan melalui pengelolaan sampah yang baik dan benar.
Termasuk mengikuti program Adiwiyata nasional dan sebagai konsekuensinya SMP Negeri 20 Banjarmasin melakukan pembinaan soal pengelolaan sampah ke sekolah lain.
"Sebagai sekolah Adiwiyata nasional nantinya kami perlu membina sekolah lain berupa pelatihan," jelasnya.
Selanjutnya untuk mewujudkan program Adiwiyata Nasional perlu sarana dan prasarana pendukung sekolah salah satunya pembuatan Taman Edukasi Ecobrick dengan memanfaatkan botol plastik yang dikemas dengan sampah plastik bekas hingga kepadatan tertentu.
Baca juga: Wali Kota dorong Rumah Limbah Bonkla bantu kurangi volume sampah
Keinginan Kurnia membuat Taman Edukasi Ecobrick pun mendapat dukungan PT MBP melalui tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) berupa dukungan dana pembuatan sarana dan prasarana taman.
Kehadiran Taman Ecobrick nantinya diharapkan dapat mengurangi volume sampah dan wujudkan lingkungan bersih khususnya di sekitar SMP Negeri 20 Banjarmasin.
"Selama ini sampah plastik bekas snack atau jajan tak terkendali karena itu Taman Ecobrick bisa mengatasi permasalahan ini," ungkap Kurnia.
Dengan melibatkan seluruh siswa dari 18 kelas serta penghuni sekolah lainnya untuk bupaya mengurangi sampah plastik bisa terwujud.
Untuk pembuatan Taman Ecobrick para siswa juga membawa sampah plastik dari rumah dan lingkungan sekitar sehingga menumbuhkan kesadaran peduli lingkungan yang bebas sampah.
Taman Ecobrick yang dibuat dalam bentuk kerangka tulisan SMPN20BJM diyakini Kurnia menumbuhkan kesadaran siswa untuk peduli terhadap lingkungan dengan memanfaatkan sampah plastik agar bernilai.(Adv)
Taman Ecobrik kurangi sampah plastik wujudkan lingkungan bersih
Jumat, 8 September 2023 7:59 WIB