Kandangan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Hulu Sungai Selatan (HSS) melalui Dinas Pertanian terus menggiatkan teknologi budi daya padi apung, termasuk memanfaatkan potensi lokal adanya tanaman bambu yang banyak tumbuh di kabupaten setempat.
"Dari kearifan lokal, masyarakat kita biasa memanfaatkan bambu untuk berbagai keperluan, dan untuk padi apung nanti kita coba kembangkan memanfaatkan bambu, karena biaya tentu akan lebih murah," kata Bupati HSS, H Achmad Fikry, di Kandangan, Kamis.
Kepala Dinas Pertanian HSS, Muhammad Noor, menjelaskan untuk budi daya padi apung saat ini masih menggunakan styrofoam yang berfungsi sebagai pelampung, dengan media tanam terdiri dari tanah dan pupuk.
Baca juga: Pemkab HSS dorong petani kembangkan swadaya Padi Apung
Untuk rencana kegiatan pengembangan padi apung di HSS di tahun 2023, pihaknya masih akan memaksimalkan styrofoam yang kemarin sudah dibantu Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel sebanyak dua ribu buah.
Tanam kembali direncanakan diawal musim penghujan atau di sekitar bulan Oktober dan November 2023 mendatang, di mana nantinya budidaya ini juga akan kembali dibantu pemprov.
"Kita Insya Allah akan dibantu sebanyak 500 styrofoam dari pemprov, selain itu kita juga mengalokasikan dalam APBD HSS perubahan untuk pengadaan seribu styrofoam," ujar Muhammad.
Menurut Muhammad, dari total 1.500 styrofoam akan disebarkan ke beberapa kecamatan di HSS yang memiliki daerah rawa, sekaligus menjadikan percontohan dan sosialisasi bagi masyarakat, serta menjadi daya tarik masyarakat berpartisipasi menanam.
Baca juga: Bupati HSS dan Gubernur Kalsel panen dan syukuran padi apung
Sosialisasi diperlukan karena budidaya padi apung menjadi teknologi baru bagi masyarakat, sehingga dengan lebih mengenal teknik dan pola budidaya, diharapkan masyarakat tertarik untuk juga menanam padi apung memanfaatkan lahan rawa yang ada.
"Selama ini lahan rawa cuma dimanfaatkan di musim kemarau untuk ditanami, sementara tidak bisa ditanami saat musim hujan, jadi padi apung bisa jadi solusi warga kita memanfaatkan lahan rawa di musim penghujan," ucap Muhammad.
Ditambahkan dia, dari segi produktifitas hasil budidaya padi apung di HSS memang masih tahap uji coba, maksimal produksi 2,8 kilo per lembar styrofoam, diharapkan pengembangan ke depan akan dapat lebih meningkatkan, baik efesiensi maupun produktivitasnya.