New York (ANTARA) - Dolar menguat pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), setelah laporan pekerjaan yang solid akhir pekan lalu mendorong ekspektasi kenaikan suku bunga AS pada Mei, sementara yen melemah karena Gubernur baru bank sentral Jepang (BoJ) Kazuo Ueda mengisyaratkan tidak terburu-buru untuk menarik kembali stimulus besar-besarannya.
Pengusaha-pengusaha AS mempekerjakan dengan kecepatan yang kuat pada Maret, menambahkan 236.000 pekerjaan yang mendorong pengangguran turun menjadi 3,5 persen, menandakan ketahanan pasar tenaga kerja yang akan membuat Federal Reserve di jalurnya untuk menaikkan suku bunga lagi bulan depan.
"Dalam pandangan saya pendulum sentimen pasar akan berayun kembali mendukung kenaikan suku bunga Fed awal bulan depan," kata Marc Chandler, kepala strategi pasar di Bannockburn Global Forex di New York, mencatat bahwa indikator momentum untuk pasangan mata uang dolar adalah "kelebihan," dan cenderung mendukung kekuatan dolar jangka pendek.
Indeks dolar terakhir naik 0,53 persen terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya di 102,55 setelah mencapai 102,81, tertinggi sejak 3 April. Euro turun 0,36 persen menjadi 1,0859 dolar setelah turun ke 1,08315 dolar, terendah sejak 3 April.
Data harga konsumen pada Rabu (12/4/2023), fokus ekonomi utama AS minggu ini, diharapkan menunjukkan inflasi utama naik 0,3 persen pada Maret, sementara inflasi inti meningkat 0,4 persen.
Warga Amerika mengatakan bulan lalu bahwa akses kredit adalah yang paling sulit dalam hampir satu dekade, karena mereka juga bersiap untuk inflasi yang lebih tinggi selama beberapa tahun ke depan, sebuah laporan dari Fed New York mengatakan Senin (10/4/2023).
Pedagang juga mengamati dengan seksama data pinjaman bank setelah keruntuhan Silicon Valley Bank pada pertengahan Maret memicu kekhawatiran tentang penularan bank dan menyebabkan pemerintah dan Fed melakukan intervensi untuk menopang likuiditas di sektor tersebut.
"Kami tahu dari sudut pandang Fed tekanan harga-harga tetap tinggi dan pasar tenaga kerja tetap kuat. Itu tidak benar-benar berubah, yang berubah adalah perilaku bank," kata Chandler, dikutip dari Reuters.
Data Fed terbaru menunjukkan bahwa pinjaman komersial dan industri di bank komersial turun menjadi 2,756 triliun dolar AS dalam pekan yang berakhir 29 Maret, dari 2,824 triliun dolar AS dalam pekan yang berakhir 15 Maret.
Simpanan di bank-bank komersial AS naik menjelang akhir Maret untuk pertama kalinya dalam waktu sekitar satu bulan, menunjukkan bahwa tekanan dari para nasabah untuk menarik simpanan mereda.
Pedagang berjangka dana Fed memperkirakan probabilitas 74 persen bahwa Fed akan menaikkan suku bunga dengan tambahan 25 basis poin pada pertemuan 2-3 Mei.
Dolar naik terhadap yen Jepang setelah Ueda mengatakan tepat untuk mempertahankan kebijakan moneter ultra-longgar BoJ untuk saat ini karena inflasi belum mencapai 2,0 persen sebagai tren.
Greenback terakhir naik 1,12 persen pada 133,615 yen, setelah mencapai 133,87, tertinggi sejak 15 Maret.
Dolar Australia dan Selandia Baru jatuh setelah China memulai latihan militer tiga hari pada Sabtu (8/3/2023) yang mensimulasikan serangan presisi terhadap Taiwan, sehari setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen kembali dari kunjungan singkat ke Amerika Serikat. Beijing adalah mitra dagang utama bagi negara-negara Antipodean.
Dolar Australia turun 0,51 persen menjadi 0,6674 dolar AS, setelah sebelumnya mencapai 0,66195 dolar AS, terendah sejak 16 Maret, dan kiwi turun 1,01 persen menjadi 0,6211 dolar AS, setelah sebelumnya mencapai 0,6195 dolar AS, terendah sejak 27 Maret.
Di pasar uang kripto, bitcoin naik lebih dari 3,0 persen menjadi 39.266 dolar AS dan sebelumnya mencapai 29.311 dolar AS, level tertinggi sejak 24 Maret.
Baca juga: Dolar turun terhadap mata uang utama lainnya
Baca juga: Dolar menguat setelah berhari-hari merugi
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto