Amuntai (ANTARA) - Memasuki pekan kedua bencana banjir atau tepatnya hari kedelapan banjir belum ada tanda-tanda berangsur surut di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Kalimantan Selatan. Informasi terakhir sebanyak 21.533 rumah di 204 desa dan 77.149 warga terdampak banjir.
Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) HSU per 20 Maret 2023 pukul 22.00 Wita sebanyak 26.527 kepala keluarga (KK) terdampak banjir.
"Data terus bertambah, karena banjir mulai merambah daerah bawah, seperti Babirik, Amuntai Selatan, Sungai Pandan dan Haur Gading," ujar pejabat BPBD HSU, Hasan di Amuntai, Selasa.
Pusdalops juga merilis 175 fasilitas pendidikan seperti bangunan sekolah dan lainnya terdampak banjir. Demikian pula 109 fasilitas umum, 97 fasilitas daerah dan 11 fasilitas kesehatan turut terdampak.
Pemerintah mengkhawatirkan infrastruktur jalan banyak mengalami kerusakan, seperti retak, dan berlobang, akibat lama tergerus banjir, karena sepanjang 28.581 meter ruas jalan di HSU terendam genangan banjir lebih dari sepekan.
Penjabat Bupati HSU Raden Suria Fadliansyah didampingi Pelaksana Tugas Kepala BPBD HSU Moch Arifil beberapa waktu lalu meninjau beberapa titik lokasi banjir, memberi arahan kepada pemerintah kecamatan dan desa serta petugas di lapangan untuk berkoordinasi dalam mengatasi masalah banjir.
Orang nomor satu di HSU itu juga memantau posko-posko dan dapur umum yang didirikan di wilayah kelurahan dan desa untuk membantu warganya yang terdampak banjir.
Pj Bupati minta petugas bekerja sama, berkoordinasi lintas sektor guna memastikan semua warga terdampak banjir dalam kondisi aman, tidak sampai jatuh korban jiwa.
"Segera bangun koordinasi dan komunikasi khusus dalam menghadapi banjir ini, libatkan instansi terkait dan lintas sektor dan bersama menyatukan langkah di bawah satu komando sehingga bisa maksimal dalam menghadapi bencana," kata R Suria.
Pj Bupati HSU sudah memerintahkan BPBD membangun posko siaga tanggap banjir di kawasan Siring Tugu Patung Itik di Kota Amuntai sebagai pusat kendali terkait komando dan informasi penanganan banjir.
Sejak 17 Maret Pemkab HSU memang menaikkan status dari Siaga 2 menjadi Siaga Tanggap Bencana mengingat sudah sembilan wilayah kecamatan terdampak banjir kecuali Paminggir.
Namun hingga Senin 20 Maret status belum berubah menjadi tanggap bencana mengingat beberapa kriteria kearah status tersebut belum terpenuhi. Meski demikian Pemkab menyiapkan bantuan sembako yang akan dibagikan kepada warga terdampak.
Warga Kota Amuntai yang terdampak banjir berharap bantuan segera disalurkan, mengingat sudah lebih satu pekan warga kesulitan beraktivitas karena banjir. Ketua RT 01 Kelurahan Murung Sari Rizki Prihidayat sudah empat hari lalu menyerahkan data dan permohonan bantuan ke Dinas Sosial HSU.
"Kita sudah menyerahkan permohonan dan data tapi belum menerima bantuan pak," kata Rizki.
Kepada Dinas Sosial HSU Herwansyah Budi mengatakan, bantuan sudah disalurkan ke lokasi paling parah terdampak banjir berupa pembentukan dapur umum dan posko bagi pengungsi.
"Melalui rapai koordinasi lintas sektor kemaren kita bicarakan masalah bantuan dan penetapan darurat bencana agar bisa menggunakan anggaran APBD," terang Budi.
Dikatakan pengelolaan dan penyaluran bantuan banjir diserahkan kepada BPBD HSU yang melakukan patroli setiap harinya ke titik titik lokasi paling terdampak banjir dan mendirikan dapur umum atau tenda -tenda bagi pengungsi
"Masih dalam proses, Insya Allah jika bantuan sudah siap secepatnya disalurkan," kata Plt Kepala BPBD HSU Moch Arifil