Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setdaprov Kalsel Berkatullah, Kamis petang mengatakan, metal detektor dipasang untuk mencegah jamaah membawa benda-benda tajam dan berbahaya demi keamanan bersama.
"Setiap jamaah harus melewati alat metal detektor dan begitu masuk mereka diperiksa bagian tubuhnya oleh petugas berpakaian batik untuk mengecek ada tidaknya benda atau barang berbahaya," ujarnya.
Pejabat lingkup Pemprov Kalsel itu mengakui, penggunaan peralatan pendeteksi barang berbahaya itu dilakukan untuk mencegah segala kemungkinan terkait kedatangan Wakil Presiden RI ke pusat haul.
Diketahui, pusat haul di kediaman pribadi Gubernur Kalsel Sahbirin Noor yang menyedot ribuan jamaah dihadiri RI 2 bersama rombongan yang diperkirakan tiba malam hari di lokasi haul tersebut.
Masih menurut Berkatullah, pintu masuk yang dipasangi alat metal detektor ditutup mulai pukul 15.00 WITA bagi jamaah perempuan sedangkan jamaah laki-laki masih bisa masuk ke area dalam.
"Penutupan pintu masuk bagi jamaah perempuan dilakukan karena kapasitas area yang menampung 3.000 orang sudah penuh sehingga hanya jamaah laki-laki yang masih diperbolehkan masuk," ucapnya.
Alhasil, karena tidak bisa masuk lagi, jamaah perempuan memilih untuk bertahan sambil mencari tempat yang bisa digunakan untuk duduk sambil menunggu dimulainya acara yang diperkirakan selepas Maghrib.
Hingga pukul 18.00 WITA, jamaah yang berdatangan dan berusaha mendekati pusat haul dengan jalan kaki semakin banyak dan sebagian besar memilih duduk di halaman atau teras rumah penduduk.