Amuntai, (Kalsel.Antaranews) - Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Hulu Sungai Utara mewaspadai penularan penyakit Flu Burung atau Avian Influence (AI) yang sudah menyebar di beberapa kabupaten/kota di Kalimantan Selatan.
Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskannak) Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Muhammad Suriani mengatakan, penyebarab AI sudah terjadi di Kabupaten Banjar, Banjarbaru, Tanah Laut, Tabalong bahkan di Hulu Sungai Tengah (HST) yang bertetangga dengan Kabupaten HSU.
"Seminggu sebelumnya kita sudah melakukan koordinasi dengan kelompok ternak, melaksanakan program komunikasi, informasi dan edukaksi serta melakukan disinfektan dilokasi peternakan dan pasar unggas," ujar Suriani.
Suriani mengatakan, memasuki awal April ini belum menerima informasi ternak yang terkena virus AI dan tetap meningkatkan kewaspadaan mengingat memasuki Bulan Mei merupakan suhu kritis dimana kondisi kelembaban tinggi merupakan masa rawan penularan virus AI.
"Virus AI perlu diwaspadai karena bersifat bisa menular pula kepada manusia,"katanya.
Sebagai pemasok ternak itik dan produk peternakan itik seperti telor, bibit dan daging (karkas) kewaspadaan tinggi dilakukan Diskannak HSU dengan meminta dukungan Dinas Peternakan Provinsi Kalsel berupa oabt-obatan disinfektan, termasuk bantuan dari beberapa balai penelitian dan pengkajian.
"Perhatian Dinas Peternakan Kalsel sangat membantu khususnya bantuan berupa obat-obatan disinfektan dimana Disknannak HSU juga selalu melakukan koordinasi apabila ditengah mulai mewabahnya virus AI," terangnya.
Beberapa upaya juga telah rutin dilaksanakan peternak seperti upaya pemberian kekebalan, vitamin bahkan jamu-jamuan untuk ternak itik Alabio, karena pengalaman terkena wabah flu burung pada tahun-tahun sebelumnya.
"Peternak kita sudah berpengalaman mengantisipasi penularan flu burung sehingga sangat membantu petugas Dinas Peternakan dalam upaya pencegahan flu burung," tandasnya.
Suriani mengatakan, meski HSU masih aman dari penularan AI namun kewaspadaan tetap diupayakan mengingat penularan virus sangat cepat terjadinya.
Petugas dari Diskannak HSU juga memantau daerah rawan penularan seperti Pasar Unggas di Alabio yang digelar setiap Rabu, karena banyak terjadi transkasi
penjualan ternak unggas.
Pihaknya menghimbau kepada peternak yang menjual daging itik siap dipasarkan (karkas) untuk memasak terlebih dahulu daging dengan suhu 80 derajat celsius minimal 5 menit untuk membunuh bibit penyakit yang mungkin ada pada ternak itik.
Diskannak HSU sangat menyadari potensi penularan penyakit unggas termasuk AI didaerahnya yang merupakan sumber bibit itik Alabio satu-satunya di Indonesia, sehingga terus melengkapi petugas dan sarana kesehatan hewan.
"Kita memiliki sebanyak lima dokter hewan dan satu buah pusat kesehatan hewan untuk upaya pencegahan penularan penyakit," pungkasnya.