Lokasi wisata Kinarum Desa Kinarum, Kecamatan Upau, kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan ditutup sementara setelah terjadinya musibah air bah menewaskan tujuh remaja yang berwisata di lokasi tersebut.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Kalimantan Selatan, Zainal Ariffin di Banjarmasin, Selasa, mengatakan, penutupan terpaksa dilakukan karena khawatir hal serupa akan kembali terulang, mengingat sampai saat ini beberapa wilayah di Kalsel masih berpotensi hujan.
"Sampai kapan penutupan lokasi wisata tersebut kita lakukan, belum bisa dipastikan," katanya.
Menurut Zainal, saat ini obyek wisata Kinarum masih dinyatakan ilegal karena belum ada izin, sehingga bila nanti obyek wisata alam tersebut kembali dibuka harus sudah dinyatakan legal, artinya sudah memiliki perizinan.
Dengan demikian, kata dia, ada pihak-pihak terkait termasuk pemerintah yang bertanggungjawab terhadap pengelolaan obyek wisata tersebut, termasuk juga manajemen pengelolaannya dan fasilitas maupun pengamanannya juga harus jelas.
"Kalau sekarang belum ada manajemen dan pihak-pihak yang bertanggungjawab secara langsung," katanya.
Menanggapi adanya simpang siur informasi tentang jumlah korban, kata Zainal, dari data dilapangan yang dikumpulkan tim gabungan terdapat, tujuh orang korban meninggal dan 15 orang selamat.
Tujuh korban air bah Kinarum yang rata-rata berusia 16-20 tahun tersebut, adalah Muryani (17), Sri Prihatin (16) keduanya warga Desa Trans Palapi, Risna (16) warga Desa Sulingan Dalam, Akhmad Muzakir (20) warga desa Kapar, Lufia Dyah Puspita Rini warga Tanjung.
Dua korban yang ditemukan terakhir pada Senin (13/9) sekitar pukul 14:30 Wita adalah Irianti warga desa Palapi dan Faridah warga Desa Puanin.
Sedangkan korban selamat, kata Zainal, adalah Adriyanto dan Sumiati bersama dengan 13 orang rekannya. Sehingga total korban meninggal menjadi tujuh orang dan selamat 15 orang.
Menurut Zainal, sebelum peristiwa tersebut terjadi, kepala desa setempat sudah berusaha mengingatkan melalui pengeras suara agar para wisatawan segera menyingkir dari sungai, karena hujan di daerah atas atau di gunung cukup lebat.
Namun kata dia, para remaja tersebut tidak ada yang menghiraukan hingga terjadi musibah air bah yang langsung menyapu bersih seluruh korban yang ada di lokasi tersebut.
Ketujuh jenazah, kata Zainal, ditemukan dalam kondisi tidak utuh lagi, tangan dan kaki banyak yang patah, begitu juga dengan kepala terdapat luka benjolan karena terbentur bebatuan yang cukup besar di sungai tersebut.
Saat ini, tambah Zainal, seluruh korban telah dikuburkan oleh keluarga masing-masing.
"Bencana air bah ini di luar perkiraan, karena dalam lima tahun terakhir tidak pernah terjadi," katanya.
Selain di Kinarum, air bah juga melanda obyek wisata air Terjun Tumpang Dua di Kotabaru, beruntung empat korban berhasil diselamatkan.
Wisata Kinarum Ditutup
Kamis, 16 September 2010 11:36 WIB
