Barabai, Kalsel (ANTARA) - Sebuah mimbar tua berusia lebih 120 tahun di Masjid Su'ada Desa Aluan Mati Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) Kalimantan Selatan (Kalsel) masih tetap utuh.
Pantauan Antara Kalsel, Sabtu melaporkan, mimbar tua Masjid Su'ada Desa Aluan Mati d/h Aluan Sumur Kecamatan Batu Benawa itu terbuat dari bahan baku Ulin (kayu besi).
Begitu rancang bangun mimbar tua tersebut tanpa perubahan atau berubah sedikitpun (termasuk ornamen), kecuali dicat agar tidak terlihat kusam.
Warna catnya pun sejak dulu hingga kini tetap dominan putih dan hijau, sedikit merah agar agak kontras terlihat serta menampakan nilai seni budaya.
Perancang mimbar tua di Masjid Su'ada Desa Aluan Mati d/h Aluan Sumur Kecamatan Batu Benawa itu Tuan Guru Haji Muhammad Basyiri bin Haji Muhammad Nur sudah meninggal dunia 7 Rabi'ul Akhir 90 tahun lalu di Tanah Deli, Sumatera Utara (Sumut).
Sebelum "madam" (merantau) ke Tanah Deli dan mengaji (menimba ilmu agama) tujuh tahun di Mekkah almarhum HM Basyiri menggagas pembangunan masjid di Tamiang pedalaman Kotabaru ata kabupaten paling timur Kalsel dan mimbarnya bertuliskan Shafar 1327 Hijriah.
Oleh karenanya rancang bangun mimbar Masjid Jami'Tamiang (sekitar 400 km timur Banjarmasin) Kecamatan Kelumpang Hulu Kotabaru itu sama dengan mimbar Masjid Su'ada Aluan Mati (sekitar 173 km timur laut Banjarmasin).
"Bahkan menurut cerita almarhumah Rukiah (anak tertua Buya HM Basyiri), selain menggagas pembangunan masjid di Titipapan Medan Sumut, juga mimbarnya dengan rancang bangun sama mimbar Masjid Su'ada dan Tamiang," ujar Mohammad Ilmi Muhran (63), cucu almarhum HM Basyiri.
"Namun ketika kami ke Masjid Al Abrar Titipapan Medan Februari 2021, mimbar rancangan almarhum kayi tersebut sudah ganti model. Mungkin karena tak terbuat dari Ulin sehingga lapuk," lanjut anak dari Hj Rahmah binti HM Basyiri bin HM Nur itu.
Semasa hidup di Tanah Deli, Buya HM Basyiri sebagai penasihat spiritual Sultan Deli dan bermakam di Komplek Pemakaman Keturunan Raja-Raja Siak belang Masjid Al Abrar Titipapan Medan, ungkap kakek dari lima cucu itu mengutip riwayat hidup singkat kakeknya.
"Satu hal yang jadi kebanggaan kami, kemana beliau (HM Basyiri) madam (hijrah) mengutamakan membangun masjid seperti pribadi Rasulullah Muhammad Saw. Semoga zuriat Buya bisa mencontoh," demikian Muhran.