Tapin (ANTARA) - Pembangunan irigasi yang terkoneksi dengan proyek strategis nasional (PSN) Bendungan di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan terus berlanjut, dan direncanakan berdampak ke peningkatan produksi pertanian.
Kepala Dinas Pertanian Tapin Wagimin mengatakan, apabila pembangunan irigasi selesai dan rencana peningkatan wilayah tanam berhasil akan berdampak untuk ketersediaan pangan Kalsel dan bisa menyuplai ke daerah sekitar, misalnya ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur.
"Hal itu selaras dengan komitmen daerah baik gubernur dan bupati, Kalsel sebagai pintu gerbang IKN baru di Kaltim. Harus menyiapkan diri sebagai pemasok kebutuhan pangan untuk IKN dan meningkatkan produk unggulan daerah," ujarnya, Selasa, kepada ANTARA di Banjarmasin.
Dalam perencanaan, kata dia, setelah irigasi selesai nantinya mampu meningkatkan intensifikasi Indeks Pertanaman (IP) dari IP 100 menjadi IP 200, menjadi IP 300 hingga IP 400.
"Dengan perkiraan itu, peningkatan produksi padi per tahun menjadi 476.705 ton (naik sebesar 30.436 ton)," ujarnya.
Staf Teknis Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III Gunadi Anom menjelaskan saat ini pembangunan irigasi pembawa sudah mencapai 65 persen dan sesuai kontrak selesai pada akhir Desember 2022.
"Adapun rencana selanjutnya adalah pembangunan jaringan tersier dan jaringan pembuang," ujarnya.
Pelaksanaan konstruksi jaringan tersier dan jaringan pembuang, jelas Gunadi, sudah diusulkan ke Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Kasi Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur SDA BWS Kalimantan III.
"Karena baru diusulkan, start perencanaan kemungkinan pada 2023. Semoga di tahun 2024 sudah bisa dilaksanakan pelaksanaan konstruksinya," ujarnya.
Irigasi berkoneksi dengan Bendungan Tapin yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada Februari 2021 lalu itu nantinya mampu mengairi lahan pertanian seluas 5.472 hektar.
"Adapun pekerjaan jaringan irigasi yang dilaksanakan mulai tahun 2020-2022 baik rehabilitasi dan pembangunan yang masih berlangsung tersebut memiliki outcome seluas 4.483,40 hektar," ujarnya.
Jaringan irigasi senilai Rp156 miliar bersumber dari APBN itu meliputi 24 desa, masuk dalam wilayah Kecamatan Bungur, Tapin Tengah, Tapin Utara, Tapin Selatan dan Lokpaikat.
Diakuinya, dalam proses pelaksanaan pembangunan irigasi saat ini tidak ada kendala yang berarti selain intensitas hujan yang cukup tinggi di kurun waktu 2021 hingga sekarang.
"Peran Pemkab Tapin pada pembangunan irigasi sangat mendukung dalam proses pelaksanaan pekerjaan, koordinasi antara BWS Kalimantan III dengan Pemkab Tapin masih terus berjalan sampai saat ini," ujarnya.