Banjarbaru, (Antaranews Kalsel) - Neraca perdagangan ekspor dan impor Kalimantan Selatan pada November 2015 mengalami surplus meskipun lebih kecil dibandingkan Oktober.
Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel Arih Dwi Prasetyo di Kota Banjarbaru, Senin mengatakan, nilai surplus yang dicapai sebesar 276,43 juta dolar AS.
"Neraca perdagangan Kalsel pada November menunjukkan nilai positif meski pun lebih kecil dibanding neraca Oktober yang surplus sebesar 308,01 juta dolar AS," ujarnya.
Ia mengatakan, secara kumulatif selama Januari-November 2015 terjadi surplus 4,02 miliar dolar AS tetapi lebih rendah dibanding Januari-November 2014 sebesar 5,11 miliar dolar AS.
Disebutkan, meskipun neraca perdagangan ekspor Kalsel surplus tetapi nilainya turun sebesar 4,22 persen dibanding Oktober dan impor naik mencapai 19,65 persen.
"Nilai ekspor melalui pelabuhan di Kalsel bulan November mencapai 369,56 juta dolar AS turun dibanding oktober yang mencapai 385,85 juta dolar AS," katanya
Kelompok barang utama sebagai penyumbang ekspor terbesar Kalsel bulan November yakni kelompok bahan mineral dengan nilai mencapai 291,68 juta dolar AS.
"Kedua adalah kelompok lemak dan minyak hewan/nabati sebesar 59,88 juta dolar AS dan kelompok kayu dan barang dari kayu dengan nilai sebesar 11,86 juta dolar AS," ungkapnya.
Ia mengatakan, negara tujuan ekspor Kalsel adalah India dengan nilai sebesar 125,43 juta dolar AS, Tiongkok 64,72 juta dolar AS dan Jepang dengan nilai 35,46 juta dolar.
"Ekspor ke India naik 15,33 persen dibanding Oktober, dan ekspor ke Tiongkok turun 36,33 persen, juga ekspor ke Jepang yang turun 13,44 persen dibanding bulan lalu," katanya.
Sementara, nilai impor Kalsel naik dari 93,13 juta dolar AS dari impor bulan Oktober 77,84 juta dolar AS dan dibanding nilai impor November 2014 turun sebesar 65,53 persen.
Kelompok barang utama impor Kalsel terdiri dari kelompok bahan bakar mineral 58,49 juta dolar AS, kelompok mesin/peralatan mekanik dan kapal laut.
Negara asal utama kelompok barang impor Kalsel yakni Singapura dengan nilai 45,59 juta dolar AS dan Tiongkok 31,06 juta dolar AS serta Malaysia 14,41 juta dolar AS.