Bupati Tapin HM Arifin Arpan mempromosikan wisata alam dan kearifan lokal Dayak Meratus kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Salahuddin Uno.
Hal tersebut disampaikan nya saat mengikuti pertemuan bersama gubernur, bupati dan walikota se Kalimantan Selatan, di Gedung Sapta Pesona Jakarta Pusat, Rabu, (18/05).
Wisata alam itu diantaranya ; kawasan Bendungan Tapin dan Goa Beramban, kedua tempat itu berada di kawasan desa adat masyarakat Dayak Meratus di Kecamatan Piani.
"Bendungan Tapin selain keindahan alamnya, ada juga adat istiadat masyarakat Dayak Meratus yang patut untuk dilihat Pak Menteri," ujarnya, Kamis, sepulang dari Jakarta.
Baca juga: Tradisi "Aruh" suku Dayak di Tapin Kalimantan Selatan
Bendungan Tapin yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada Februari 2021 lalu itu berada di kawasan perbukitan, pemandangan bentang alam Pegunungan Meratus itulah yang ditawarkan Bupati Tapin.
Sedangkan, Goa Beramban merupakan kawasan objek wisata andalan Tapin, dan masuk ke dalam Geopark Meratus di Kalsel yang saat ini diusulkan sebagai UNESCO Global Geopark (UGG) dengan potensi keberagaman geologi, biologi, dan budaya yang dimilikinya.
"Kemarin, saya pribadi mengundang Bapak Sandiaga Salahudin Uno untuk datang mengunjungi Tapin,” ujarnya.
Selain wisata alam dan budaya itu, Kabupaten Tapin juga terkenal dengan wisata religi, yaitu makam-makam ulama bahari yang berjuang menyebarkan cahaya Islam kepada masyarakat.
Para ulama yang kental dengan sejarah itu kerap dikenal dengan nama ; Datu Suban, Datu Nuraya, Datu Sanggul, Datu Aling, Datu Muning, Datu Kabul hingga Datu Gadung.
Dinas Pariwisata Kalsel mencatat sepanjang 2020 lalu ada 595.478 wisatawan nusantara datang ke Tapin, sedangkan Januari - September 2021 ada 508.836 orang. Kunjungan itu didominasi ke wisata religi.
Ada juga wisata religi lain misalnya bangunan bersejarah, seperti masjid Keramat Banua Halat Al Mukaramah, setiap tahun di masjid itu digelar tradisi Ba'ayun Maulid yang menarik ribuan umat muslim hadir ke Desa Banua Halat, Kecamatan Tapin Utara.
Pada 2019 lalu sebelum COVID-19, tercatat sebanyak 4.960 pengunjung datang dari berbagai daerah di Indonesia ke acara tahunan itu.
Hal tersebut disampaikan nya saat mengikuti pertemuan bersama gubernur, bupati dan walikota se Kalimantan Selatan, di Gedung Sapta Pesona Jakarta Pusat, Rabu, (18/05).
Wisata alam itu diantaranya ; kawasan Bendungan Tapin dan Goa Beramban, kedua tempat itu berada di kawasan desa adat masyarakat Dayak Meratus di Kecamatan Piani.
"Bendungan Tapin selain keindahan alamnya, ada juga adat istiadat masyarakat Dayak Meratus yang patut untuk dilihat Pak Menteri," ujarnya, Kamis, sepulang dari Jakarta.
Baca juga: Tradisi "Aruh" suku Dayak di Tapin Kalimantan Selatan
Bendungan Tapin yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada Februari 2021 lalu itu berada di kawasan perbukitan, pemandangan bentang alam Pegunungan Meratus itulah yang ditawarkan Bupati Tapin.
Sedangkan, Goa Beramban merupakan kawasan objek wisata andalan Tapin, dan masuk ke dalam Geopark Meratus di Kalsel yang saat ini diusulkan sebagai UNESCO Global Geopark (UGG) dengan potensi keberagaman geologi, biologi, dan budaya yang dimilikinya.
"Kemarin, saya pribadi mengundang Bapak Sandiaga Salahudin Uno untuk datang mengunjungi Tapin,” ujarnya.
Selain wisata alam dan budaya itu, Kabupaten Tapin juga terkenal dengan wisata religi, yaitu makam-makam ulama bahari yang berjuang menyebarkan cahaya Islam kepada masyarakat.
Para ulama yang kental dengan sejarah itu kerap dikenal dengan nama ; Datu Suban, Datu Nuraya, Datu Sanggul, Datu Aling, Datu Muning, Datu Kabul hingga Datu Gadung.
Dinas Pariwisata Kalsel mencatat sepanjang 2020 lalu ada 595.478 wisatawan nusantara datang ke Tapin, sedangkan Januari - September 2021 ada 508.836 orang. Kunjungan itu didominasi ke wisata religi.
Ada juga wisata religi lain misalnya bangunan bersejarah, seperti masjid Keramat Banua Halat Al Mukaramah, setiap tahun di masjid itu digelar tradisi Ba'ayun Maulid yang menarik ribuan umat muslim hadir ke Desa Banua Halat, Kecamatan Tapin Utara.
Pada 2019 lalu sebelum COVID-19, tercatat sebanyak 4.960 pengunjung datang dari berbagai daerah di Indonesia ke acara tahunan itu.