Kotabaru (ANTARA) - Kalangan DPRD Kabupaten Kotabaru mengharapkan pemerintah daerah melalui Dinas Perikanan setempat agar memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya nelayan agar tidak tergantung dengan laut.
"Ternyata banyak potensi usaha di sekitar kita yang belum digali dan ditekuni, khususnya oleh masyarakat pesisir," kata Wakil Ketua DPRD Kotabaru, Dr M Arif dilaporkan, Senin.
Arif memaklumi, masih banyak potensi yang belum tergarap karena masih minimnya pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam membaca peluang usaha yang ada di sekitar mereka sendiri.
"Oleh karenanya, saya akan memasukan program mengedukasi masyarakat pesisir oleh Dinas Perikanan ke dalam program daerah," ujar Arif.
Cukup dengan memanfaatkan lahan pekarangan, ruangan rumah yang kosong, atau tambak yang tak dipakai lagi, akan bisa produktif dengan menghasilkan jutaan rupiah, apabila mereka sudah dibekali pengetahuan dan keterampilan yang cukup.
"Misalkan budidaya kepiting, cukup memelihara kepiting dalam waktu dua hingga tiga minggu masyarakat sudah bisa mendapatkan hasil penjualan jutaan rupiah," terangnya.
Kalau saja setiap rumah warga yang ada di pesisir memelihara 100-200 ekor kepiting dengan berat 0,5 kg per ekor, keluarga tersebut akan mendapatkan penghasilan kisaran Rp7,5 juta-Rp15 juta dari penjualan kepiting Rp150 ribu per kg.
Sementara untuk mendapatkan bibit kepiting sebesar 3 ons per ekor itu bisa dengan cara membeli dari nelayan, atau dari pedagang pengumpul untuk ekspor atau bahkan mencarai sendiri di hutan bakau di sepanjang pantai di Kotabaru.
"Kotabaru ini kan memiliki pantai yang cukup panjang, terutama hutan bakau disana banyak ditemukan anak kepiting," ujarnya.
Selain itu, untuk pakan kepiting yakni ikan-ikan kecil juga banyak dijual oleh nelayan di Kotabaru. Ikan-ikan tersebut cukup bagus untuk pakan kepiting.
Kader Golkar itu komitmen akan meminta Dinas Perikanan Kotabaru segera melakukan edukasi masyarakat pesisir, agar potensi perikanan budidaya ini dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Sementara itu, Kabupaten Kotabaru dengan wilayah seluas 9.422,46 km2 atau seperempat (25,11%) dari luas wilayah Propinsi Kalimantan Selatan ini memiliki daerah peralihan antara daerah pantai dengan daratan mencapai 30.756,44 Ha atau sekitar 3.21 %.
Luas wilayah pesisir memiliki potensi untuk dijadikan tempat perikanan budidaya.
Plt Kepala Dinas Perikanan Johanoor, menuturkan, pihaknya tengah melakukan infentarisasi luas areal tambak yang ada di pesisir.