Banjarbaru, (AntaranewsKalsel) - Sentra sayuran Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, terkena dampak kekeringan sejak tiga bulan terakhir sehingga produksi sayuran menurun dibandingkan sebelumnya.
"Produksi sayuran di Kelurahan Landasan Ulin Utara yang merupakan sentra sayuran, jauh menurun," ujar Lurah Landasan Ulin Utara Pengayom Bayu Aji di Banjarbaru, Minggu.
Ia mengatakan, penurunan produksi terjadi pada seluruh jenis sayuran yang ditanam di kelurahan berjarak 15 kilometer sebelah barat pusat kota Banjarbaru itu.
Disebutkan, sayuran yang ditanam ribuan petani seperti daun bawang, sawi, bayam, tomat, lombok, seledri dan tanaman hortikultura diantaranya mentimun dan terong.
"Biasanya, produksi sayuran setiap hari mencapai ratusan ton atau sekitar 11 hingga 12 truk hasil panen per hari tetapi sekarang produksi menurun tinggal separohnya," ucap dia.
Menurut dia, penurunan produksi sayuran yang disebar hampir seluruh wilayah Kalsel termasuk ke provinsi tetangga Kalteng disebabkan musim kering sehingga kesulitan air.
Padahal, kata dia, luasan lahan perkebunan sayuran dan hortikultura yang ditanami petani di kelurahan itu sangat luas mencapai 700 hektare sehingga menjadi sentra sayuran.
"Kekeringan sangat berdampak terhadap produksi sayuran sehingga petani mengambil langkah antisipasi yang diperlukan seperti membuat sumur di sekitar kebun," ujarnya.
Dikatakan, langkah yang dilakukan petani membuat sumur di sekitar kebun berdampak terhadap naiknya harga sayuran untuk menutupi biaya operasional.
"Biaya pembuatan sumur cukup tinggi sehingga petani menaikkan harga sayuran disamping produksinya juga menurun dan berdampak pada naiknya harga," kata dia.
Ditambahkan, pihaknya berupaya membantu petani melalui penggunaan dana P2KP pengganti dana PNPM dari pusat yang akan digunakan untuk pembuatan sumur dan pompa air.
"Namun, kami masih berkoordinasi dengan pendamping apakah dana itu diperbolehkan untuk membantu petani atau tidak. Jika boleh, maka segera dimanfaatkan," katanya.