Barabai, Kalsel (ANTARA) - Warga masyarakat Desa Aluan Mati Kecamatan Batu Benawa Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan (Kalsel) segera melakukan perbaikan darurat jembatan gantung mereka yang ambruk karena terjangan banjir, Ahad (28/11).
"Kami tidak bicara soal kekuatan, yang penting kami perbaiki walaupun secara darurat sehingga bisa dilewati guna memudahkan hubungan," ujar warga masyarakat Aluan Mati (sekitar 173 kilometer timur laut Banjarmasin) menjawab Antara Kalsel saat masih berada di desa itu, Senin (29/11).
Namun mereka mengingatkan dan mengharapkan pelintas jembatan gantung yang perbaikannya secara darurat itu agar beban sepeda motor jangan terlalu berat supaya tidak cepat rusak lagi.
Perbaikan darurat terhadap jembatan gantung yang ambruk karena terjangan banjir tersebut warga masyarakat setempat secara gotong royong menggunakan bambu sebagai penahan supaya jangan lentur.
Bambunya itupun mereka tebang dari rumpun yang ada di sekitar jembatan gantung tersebut atau menggunakan potensi sumber daya setempat.
Warga masyarakat bergotong royong sesudah luapan air Kali Benawa atau sungai melintasi desa mereka itu turun, pada sore hari sesudah shalat Ashar hingga menjelang Maghrib.
Dengan makan waktu sekitar dua jam gotong royong perbaikan darurat jembatan gantung yang ambruk tersebut selesai, dan kini warga masyarakat umum pun sudah dapat memanfaatkan dengan catatan tetap harus hati-hati.
Sebab akibat dari banjir karena luapan Kali Benawa yang berhulu di kawasan Pegunungan Meratus itu, tiga buah jembatan gantung Desa Aluan Mati rusak berat, satu di antaranya ambruk dan dua putus.
Karena waktu air bah atau banjir tersebut satu rumpun Aur (famili bambu) hanyut dan menabrak tiga buah jembatan gantung Aluan Mati (pemekaran dari Desa Aluan Sumur, Kec. Batu Benawa).
Desa Aluan Mati sekitar delapan kilometer dari Barabai (165 kilometer timur laut Banjarmasin), ibukota HST yang saat ini ibukota kabupaten tersebut sedang terendam karena kiriman banjir antara lain dari Kali Benawa.