Rantau (ANTARA) - BUMDes di Desa Mekarsari Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan kembangkan sayur hidroponik, sekarang sudah mampu menghasilkan uang dan penuhi gizi masyarakat untuk tekan stunting.
"Dua bulan terakhir sudah menghasilkan, totalnya 25 juta rupiah," ujar Kepala Desa Mekarsari Misran Misdi.
Di lahan kurang satu hektar, BUMDes yang turut diisi oleh pemuda yang tergabung di organisasi Karang Taruna itu diprediksi memiliki potensi yang lebih menghasilkan ke depannya.
"Kita menanam sawi, selada, kangkung, bayam, dan pakcoy. Kita pilih ini karena perawatannya mudah dan tanpa campuran kimia, jadi lebih sehat," terangnya.
Tanaman sayur populer itu sudah memiliki pasar sendiri yang didapat dari jaringan BUMDes Mekar Jaya dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Tapin.
"Kita jual ke Banjarbaru, Binuang sasarannya ada ke caffe, kedai dan rumah makan dan masyarakat. Sudah ada pasarnya sendiri," ujarnya.
Ada yang unik, ketentuan BUMDes itu apabila sayur dipasarkan untuk masyarakat umum harganya lebih murah dibanding caffe atau kedai itu. Tujuannya untuk membantu pemenuhan gizi masyarakat dengan harga murah.
" Alhamdulillah, di desa kita awalnya ada tujuh anak stunting sekarang tinggal dua, setelah ada sayur hidroponik ini," ujarnya.
Rencana kepala desa itu, ke depan akan menambah varian sayur dan memanfaatkan danau alami di wilayahnya menjadi kawasan wisata yang bernilai ekonomis.
Kamis, (16/9) lalu, berkat sayur hidroponik itu lelaki 47 itu diminta menjadi pembicara tentang pekarangan pangan lestari (P2L) milik BUMDes itu di tingkat nasional.
Webinar itu membahas tentang kebijakan dan strategi program ketahanan pangan untuk percepatan penurunan stunting yang diadakan Kementrian Sekretariat Negara RI.
Ada ratusan peserta yang hadir dalam layar virtual itu. Terdiri dari jajaran kementerian, gubernur, bupati, walikota dan kepala desa di Indonesia.
"Bapak Misran menjadi kepala desa satu satunya di Kalsel yang menjadi pembicara di tingkat nasional itu," ujar Iwan Kabid Perekonomian Desa Dinas PMD Tapin.
Diceritakan Iwan, hal itu berawal saat video promosi BUMDes Mekar Jaya itu disebar Dinas PMD Tapin ke grup WhatsApp instansinya di tingkat provinsi setelah itu dilirik kementrian karena dinilai bagus.
"30 Juli lalu rencananya Bapak Misran diundang ke Sekretariat Negara, namun karena PPKM hal itu dibatalkan, jadi baru terlaksana hari ini melalui webinar," jelasnya.
Baca juga: Desa di Tapin berbisnis dengan pertamina
Baca juga: Padat karya tunai untuk 28 desa di Tapin serap anggaran Rp1 miliar
Baca juga: Dinas PMD Kalsel sosialisasi pemberdayaan masayarakat dan pemanfaatan SDA di Tapin