Banjarmasin, (AntaranewsKalsel) - Ketua komisi I bidang hukum dan pemerintahan DPRD Kalimantan Selatan Surinto meminta aparat penegak hukum mengungkap dan menangani hingga tuntas peritiswa kapal pembawa bahan peledak ratusan ton, yang kemudian karam.
Harapan Ketua Komisi I DPRD Kalsel yang juga membidangi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) mengekukakan harapan itu, Senin, seiring paristiwa karamnya pembawa bahan peledak di daerah aliran sungai (DAS) Barito beberapa hari lalu.
Pasalnya peristiwa karamnya pembawa bahan peledak di perairan Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalsel itu terkesan pengungkapannya masih belum tuntas dan dikhawatirkan masuk "peti es" sehingga menimbulkan teka-teki serta menjadi preseden kurang baik.
Sebagai contoh yang masih menjadi pertanyaan publik, antara lain, siapa pemiliki dan untuk apa bahan peledak yang mencapai ratusan ton tersebut, dan mungkin masih banyak pertanyaan lain, tutur mantan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), Kalsel itu.
Guna terciptanya rasa aman atau ketidakkhawatiran masyarakat, lanjut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, pihak yang menangani karamnya pembawa peledak tersebut harus transparan, sejauh hal itu bukan rahasia negara, agar menjadi pembelajaran bagi yang lain.
Begitu pula aspek keamanan lain, hendaknya instansi terkait memberikan keterangan seperti masalah keadaan lingkungan/kawasan perairan, apakah tidak berdampak negatif atas karamnya pembawa bahan peledak tersebut, demikian Surinto.
Kapal pembawa bahan peledak yang karam di perairan Batola, Kalsel itu jenis Landing Crafe Tank (LCT) milik PT Asmi dengan tujuan Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng).
Berdasarkan penyelidikan pihak Polda Kalsel, LCT yang karam beberapa hari lalu itu mengangkut bahan peledak berupa dinamit sebanyak 2.100 kilogram, detonator 7.580 pieces, serta Amonium Nitrat 300 ton.
Namun atas peristiwa karamnya kapal pembawa bahan peledak itu tak meminta korban jiwa, tapi untuk kepentingan penyelidikan terhadap kejadian tersebut, Polda Kalsel memintai keterangan kepada tujuh orang anak.buah kapal (ABK) LCT.