Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 213 Hafiz (penghafal Al Quran) asal Indonesia mengikuti seleksi calon imam masjid untuk Uni Emirat Arab (UEA) yang diinisiasi oleh Kementerian Agama.
"Kegiatan ini merupakan upaya bilateral dua negara. Menjadi Imam Masjid di UEA merupakan kemuliaan, kebanggaan, dan kehormatan bagi Indonesia," ujar Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Kamaruddin menjelaskan seleksi ini telah berlangsung selama tiga hari sejak 25 hingga 27 Agustus. Seleksi calon imam masjid UEA dilakukan secara daring dan luring.
Menurut dia UEA merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat keberagaman tinggi. Karenanya, Amin berharap agar imam masjid yang terpilih nantinya bisa menjadi agen bagi bangsa Indonesia di UEA.
Pengiriman imam masjid ke Uni Emirat Arab merupakan bagian strategis dari kerja sama bilateral antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Uni Emirat Arab. Para imam masjid ini juga akan menjadi duta Indonesia di Uni Emirat Arab.
"Para imam masjid nanti diharapkan tidak hanya menjadi imam shalat tetapi juga menjadi agen bagi Indonesia dalam menyebarkan paham agama Islam yang moderat," kata dia.
Selain itu, para imam masjid yang terpilih nanti diharapkan bisa mengambil inspirasi dari UEA terkait sikap moderat di tengah kehidupan global dan multikultural.
Ia bercerita kebutuhan imam asal Indonesia itu saat Presiden Jokowi berkunjung ke Uni Emirat Arab pada 2019. Putra Mahkota Syeikh Zayed secara khusus meminta 200 imam masjid asal Indonesia untuk ditugaskan di sana.
Menindaklanjuti permintaan itu, Pemerintah Indonesia melalui Kemenag dan otoritas Uni Emirat Arab melakukan seleksi. Seleksi ini ditargetkan bisa menjaring sebanyak 74 imam sehingga pada 2021 ini terdapat 100 imam yang siap dikirim ke Uni Emirat Arab.