Kotabaru, (AntaranewsKalsel) - Pemerintahan Kotabaru, Kalimantan Selatan, di bawah pimpinan pasangan Bupati dan Wakil Bupati Irhami Ridjani-Rudy Suryana berhasil mendongkrak usia harapan hidup dari 65,46 tahun menjadi 66,78 tahun.
"Keberhasilan pembangunan bidang kesehatan dapat dilihat dari usia harapan hidup dari 65,46 tahun pada 2011 menjadi mencapai 66,78 tahun pada 2014," kata Bupati Kotabaru Irhami Ridjani di Kotabaru, Sabtu.
Naiknya usia harapan hidup tersebut juga diiringi naiknya indeks kesehatan dari 2011 sebesar 67,44 persen menjadi 69,80 persen pada 2014.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kotabaru, saat ini Pemkab Kotabaru tengah membangun Rumah Sakit Umum Daerah kelas B di Stagen, dengan dana lebih dari Rp150 miliar.
Menurut bupati dalam laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) nya, implementasi dari prioritas pembangunan yang ketiga yaitu peningkatan kualitas sumberdaya manusia diarahkan untuk mencapai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas yang mampu mengelola sekaligus mempertahankan sumberdaya alam yang dimiliki dengan fokus pada bidang pendidikan dan kesehatan.
Dia mengemukakan, program pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas lulusan, melalui peningkatan kualitas pendidikan yang bermuara pada peningkatan kualitas sumber daya manusia yang mampu mengakomodasikan kepentingan pembangunan dengan cara meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik maupun peningkatan sarana dan prasarana pendidikan.
Serta membuka kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat yang tidak mampu untuk memperoleh pendidikan secara gratis, melalui pemberian subsidi biaya pendidikan kepada siswa-siswi SD, SLTP, dan SLTA.
Indeks pendidikan pada 2011 telah tercapai sebesar 78,31 persen sedangkan pada 2014 sebesar 80,02 persen dan pada 2015 diprediksi naik menjadi 80,57 persen.
Angka melek huruf sampai dengan 2014 sebesar 96,80 persen. Untuk meningkatkan indeks pendidikan, khususnya lama sekolah di Kabupaten Kotabaru, selain pendidikan mulai SD sampai SLTA, pembinaan terhadap pendidikan tinggi terus dilakukan.
Sebelumnya, Ketua Lembaga Penelitian Universitas Lambung Mangkurat (Lemlit Unlam) Banjarmasin Dr Akhmad Ali Bahri menyatakan, Kotabaru layak mendirikan Universitas Saijaan (Unisa) guna menghadapi era globalisasi.
"Keberadaan Unisa akan membantu Indonesia dalam menyiapkan sumber daya manusia yang profesional di bidangnya dalam menyongsong era globalisasi," kata Bahri, dalam ekspos studi kelayakan Unisa di hadapan Bupati Kotabaru H Irhami Ridjani beberapa waktu lalu.
Dalam menyongsong era perdagangan bebas, di mana tidak ada batasan barang dan jasa masuk dari luar negeri untuk dijual bebas di negeri ini, begitu juga siapa yang unggul, dan berkualitas ia yang akan mendapatkan kesempatan.
Agar bisa memiliki daya saing yang kuat, diperlukan sumber daya manusia yang selalu berinovasi dan profesional, dalam menghadapi era globalisasi tersebut.
Pertumbuhan investasi di Kotabaru lebih dari 300 persen, menunjukkan terbukanya lapangan kerja yang semakin lebar, menjadi salah satu alasan Kotabaru harus menyiapkan sumber daya manusia yang ahli dan profesional di bidangnya.
Letak geografis Kotabaru yang berada di wilayah Kalimantan bagian tenggara, di mana ada Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Paser, dan Paser Utara, menjadikan Kotabaru strategis mendirikan perguruan tinggi Unisa.
Bahri menegaskan, potensi lulusan SMA di Kotabaru yang mencapai rata-rata 2.200 per tahun, ditambah dengan lulusan SMA, Tanah Bumbu, Paser dan Paser Utara, menjadi peluang melanjutkan pendidikan di Unisa.
Unisa, kata Ketua Lemlit Unlam, rencananya akan dibuka dengan tujuh fakultas dengan 14 program pendidikan.
"Universitas juga menjadi salah satu syarat dibentuknya provinsi baru, tidak ada provinsi jika tidak ada universitas," tambah anggota Lemlit Dr Rijali Hamdi.
Hal itu disampaikan mantan Wakil Bupati Kotabaru periode 2000-2005 tersebut, menyikapi wacana dibentuknya Provinsi Kalimantan Tenggara pemekaran dari Provinsi Kalimantan Selatan.
Bupati Kotabaru H Irhami Ridjani menambahkan, rencananya, Unisa akan dibangun di lahan sekitar 20 hektare di komplek perguruan tinggi di belakang Politeknik Kotabaru.