Amuntai (ANTARA) - Pejabat (Pj) Ketua PKK Kalimantan Selatan Safriati Safrizal ZA kenilai angka penurunan Stunting di Kabupaten HSU sejak 2013 merupakan suatu pencapaian luar biasa.
Riset kesehatan dasar (Riskesdes) dari Kementerian Kesehatan pada 2013 mengumumkan 100 kabupaten/kota se Indonesia tertinggi prevalensi Stunting dan Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) termasuk didalamnya dengan prevalensi 56%.
"Pasti pada saat menerima pengumuman itu bupati HSU dan gubernur Kalsel terkejut dengan adanya temuan data tersebut, mengingat kondisi kesehatan anak-anak di Kalsel nampaknya baik-baik saja," ujar Safriati di Amuntai, Kamis.
Tapi faktanya Stunting merupakan bahaya laten yang tersembunyi ditengah masyarakat, jika sampai anak-anak mengalami Stunting, maka akan sulit diperbaiki.
Namun Safriati mendengarkan laporan dari Kepala Dinas Kesehatan HSU bahwa diakhir 2020 berkat sinergitas berbagai pihak dan dukungan pemerintah daerah, khususnya Bupati HSU angka prevalensi Stunting berhasil diturunkan menjadi 21,15%.
"Pencapaian yang luar biasa, hendaknya keberhasilan ini bisa menjadi studi pembelajaran bagi daerah lain," katanya.
Nana -sapaan akrab Isteri Pj Gubernur Kalimantan Selatan Safrizal ZA ini- mengapresiasi upaya Pemkab HSU -khususnya Bupati H Abdul Wahid HK yang sudah mendukung upaya penurunan kasus Stunting didaerahnya melalui berbagai upaya dan kebijakan.
Inovasi seperti pembuatan Aplikasi SINTARI atau kelas Ibu pintar sadar gizi, menurut Safriati, merupakan salah satu inovasi yang sangat bagus karena memanfaatkan sarana digital dalam penanganan kasus Stunting.
Selaku Ketua Pokja IV PKK Pusat yang membidangi kesehatan, lingkungan hidup dan perencanaan sehat, ia berjanji akan memperkenalkan Aplikasi SINTARI kepada kader PKK didaerah lain agar kaum dan remaja puteri bisa juga mendapat informasi tentang kesehatan melalui aplikasi yang bisa di download di Playstore ini.
Safriati juga berencana mengikutsertakan Desa Jingah Bujur ke dalam program PKK Pusat yakni Gerakan Keluarga Sehat, Tangguh dan Tanggap Bencana.
Sebelumnya Plt Kepala Dinas Kesehatan HSU Danu Fran Fotohena melaporkan penurunan kasus Stunting ini pada kunjungan Pj Ketua PKK Kalsel di desa Locus Stunting Desa Jingah Bujur Kecamatan Haur Gading.
"Berkat dukungan dan kebijakan Bapak Bupati Hulu Sungai Utara bersama DPRD dengan menerbitkan berbagai peraturan daerah sehingga memudahkan kami dalam melaksanakan upaya secara masif dan aman guna menurunkan kasus Stunting ini," kata Danu lagi.
Kerja keras penurunan Stunting bukan isapan jempol karena HSU meraih penghargaan sebagai kabupaten paling inovatif dan inspiratif dalam penanganan stunting.
"Jadi kita banyak melakukan inovasi dalam upaya penanganan stunting dan menjadi inspirasi bagi daerah lain," terang Danu.
Upaya juga dilakukan melalui program delapan konvergensi diantaranya ibu hamil wajib melakukan pemeriksaan USG dan semua puskesmas di HSU sudah memiliki alat pemeriksaan USG ini.
Data 2020 kata Danu jumlah balita stunting (pendek dan sangat pendek) sebanyak 3.252 balita dari total balita yang diukur antropometrinya sebanyak 15.885 balita.
Ketua PKK HSU Hj Anisah Rasyidah Wahid yang mendampingi kunjungan kerja Safriati mengatakan keberhasilan HSU dalam penurunan angka Stunting dikarenakan kerja sama dan sinergis semua pihak terkait.
"Sekarang ini kita tidak bisa lagi bekerja sendiri-sendiri, perlu kekompakan dan kerja sama dalam menangani permasalahan," katanya.
Anisah menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dan bekerja keras dalam penurunan angka Stunting.
Pada kesempatan itu, Pj Ketua PKK Kalsel menyerahkan bantuan masker bagi warga Desa Jingah Bujur, tas sekolah untuk anak-anak dan makanan tambahan bagi balita.