Kotabaru, (AntaranewsKalsel) - Puluhan warga Pulau Sembilan, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, nekat menumpang kapal nelayan atau "penges", untuk berlayar dari Pulau Marabatuan-Kotabaru sejauh sekitar 84 mil, karena tidak ada kapal perintis yang beroperasi.
"Kami pasrah saja apa yang akan terjadi, padahal kapal penges itu kecil sementara kami yang ikut berjumlah sekitar 30 orang laki-laki dan perempuan," kata Kepala Sekolah SMAN Pulau Sembilan, Palawagau, di Kotabaru, Sabtu.
Dia mengaku, berangkat dari Pulau Maradapan, Jumat (27/2) pukul 15.00 Wita dan tiba di Batulicin Jumat sekitar pukul 23.00 Wita.
Di tengah perjalanan menuju Batulicin, kapal penges yang ditumpangi warga Pulau Sembilan itu dihantam badai gelombang tinggi, angin kencang disertai petir yang menyambar-nyambar.
"Kami hanya bisa pasrah, apapun yang akan terjadi," ujar Palawagau.
Menurut warga Pulau Sembilan, aksi nekat mereka bukan tidak beralasan, karena stok sembako di Pulau Sembilan sudah mulai menipis, ditambah dengan urusan dinas yang sudah sangat mendesak dan tidak dapat ditunda-tunda.
Mereka berharap, pemerintah segera mencari solusi agar masyarakat Pulau Sembilan dapat terlayani dengan kapal perintis.
Ia meminta pemerintah segera mencarikan jalan keluar masalah masyarakat di Kecamatan Pulau Sembilan, yang semakin hari kondisinya bertambah parah.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Kotabaru, Sugian Noor, menyatakan, akan berangkat ke Jakarta untuk meminta dispensasi kepada Dirjen Perhubungan agar mengizinkan KM Delta Sembada dapat segera dioperasikan.
Terpisah, Komandan Lanal Kotabaru Letkol Laut (P) Bagus Handoko, menyatakan, pihaknya siap mengoperasikan KRI Mutatuli 561 untuk membantu mendistribusikan barang sembilan bahan pokok ke Pulau Sembilan, yang terisolasi akibat tidak tersedianya kapal angkutan umum.
"Apabila pemerintah daerah menyatakan darurat, kami siap mengoperasikan KRI Mutatuli 561 mendistristribusikan sembako ke Pulau Sembilan," katanya.
Kesiapan tersebut disampaikan Komandan Angkatan Laut (Danlanal) Kotabaru, usai melakukan rapat koordinasi dengan Forum Pimpinan Daerah, bersama Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kotabaru, dan DPRD setempat, terkait ditundanya pengoperasian kapal perintis ke Pulau Sembilan.
Danlanal mengaku, akan mengoperasikan KRI Mutatuli untuk mengangkut sembako dan penumpang ke Pulau Sembilan, hingga tersedianya angkutan umum.
"Kalau diperlukan satu kali pelayaran kami siap, dua kali kami juga siap, atau sesuai permintaan pemerintah daerah," terang dia.
Dikatakan, KRI Muatuli 561 memiliki kapsitas mengangkut penumpang hingga 100 orang, dengan membawa barang sekitar 100 metrik ton.
Bupati Kotabaru H Irhami Ridjani, menjelaskan, pihaknya akan mengkaji terlebih dahulu sebelum membuat pernyataan dalam kondisi darurat.
"Kami akan mempelajari terlebih dahulu, kalau memang hal itu diperlukan, kami akan membuat surat penyataan bahwa pelayaran untuk ke Pulau Sembilan, memang sudah darurat, sehingga diperlukan kapal alternatif untuk mengangkut penumpang dan barang sembako," paparnya.
Sebenarnya, untuk mengangkut penumpang dan barang ke Pulau Sembilan, sudah ada kapal perintis yang memenangkan tender untuk pengoperasian selama 2015, dari Kementerian Perhubungan.
Namun kapal perintis tersebut ditunda pengoperasiannya oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kotabaru, menyusul terbitnya maklumat pelayaran (Mapel) pada 7 Januari 2015.
"Pengoperasian kapal perintis KM Delta Sembada yang akan dioperasikan oleh pemenang tender, terpaksa ditunda, karena ada Mapel yang turun dan mewajibkan bahwa kapal yang akan dioperasikan bukan kapal cargo, tetapi kapal penumpang sekaligus kapal cargo," kata Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kotabaru, Capt M Hasan Basri.***1***
(T.I022/B/T007/T007) 28-02-2015 18:02:29
Warga Pulau Sembilan Nekat Menumpang Kapal Nelayan
Sabtu, 28 Februari 2015 18:02 WIB