Amuntai (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) yang masih sangat membutuhkan masuknya Investasi terpaksa harus menunda sejumlah program dan kegiatan pengembangan Inveatasi karena sebagian anggaran di realokasi dan refocusing bagi penanganan COVID-19.
Kepala Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTSP Naker) M Syarief Fajerianor di Amuntai, Rabu (19/5) mengatakan, kegiatan sektor Investasi yang dibiayai melalui APBD terpaksa ditunda karena kebijakan refocosing.
"Program dan kegiatan promosi untuk menarik investor kita tunda, namun langkah lain kita tempuh seperti pelayanan bagi kemudahan investasi," ujar Syarief.
Syarief mengatakan, kemudahan pelayanan yang dilakukan seiring dibangunnya Mall Pelayanan Publik (MPP) di pusat Kota Amuntai bergabung dengan SKPD lain yang juga membidang pelayanan dan perizinan.
Selain itu, kata Syarief, pihaknya juga mulai mempergunakan sistem 'Online Single Submission' (OSS) yang bisa memudahkan masyarakat dalam melakukan proses perizinan sesuai jenis usaha yg mereka miliki secara online tanpa harus datang langsung ke DPMPTSP atau MPP.
"Pelayanan secara Sistem OSS sangat cocok diterapkan di masa Pandemi COVID-19 dan kami terus mensosialisasikan sistem pelayanan online ini kepada investor dan masyarakat," katanya.
Syarief bersyukur karena Pandemi COVID-19 tidak terlalu berdampak buruk terhadap dunia usaha dan tenaga kerja di Kabupaten HSU.
"Sampai saat ini kami tidak menerima laporan adanya pemutusan hubungan kerja dari masyarakat dan perusahaan, bahkan menjelang lebaran kamaren pihak perusahaan masih mampu memberikan Tunjangan Hari Raya kepada para karyawannya," kata Syarief lagi.
Hal ini , lanjutnya kemungkinan disebabkan perusahaan besar yang beroperasi di Kabupaten HSU jumlahnya tidak banyak dan kondisi perusahaan yg ada bisa bertahan walau adanya pandemi.
Kepala bidang Tenaga Kerja Akhmad Rosyadie menambahkan, sebanyak 138 usaha di Kabupaten HSU yang kebanyakan skala rumah tangga tidak terlalu terpengaruh adanya Pandemi COVID-19.
"Ada dua perusahaan besar yakni PDL sawit dan pabrik karet. Karias Tabing juga tidak sampai memberhentikan karyawan, tapi mereka cuma mengurangi jam operasional dan melakukan sistem shif bagi karyawan," katanya.
Bahkan jenis usaha kuliner dan butik justru bermunculan di Kota Amuntai. Sejumlah cafe dibuka dengan sasaran konsumen kaum remaja. Toko pakaian dan butik juga bisa di jumpai dengan mudah di beberapa lokasi di Kota Amuntai dan sekitarnya.
"Demikian pula usaha rumah makan dan warung seafood tidak menaikan harga jual sehingga daya beli masyarakat tetap.tinggi," katanya.
Daya beli masyarakat stabil juga disebabkan harga bahan kebutuhan pokok di Pasar Induk Kota Amuntai selama Ramadhan dan Idul Fitri 1442 H tetap stabil sehingga kegiatan pasar murah dan operasi pasar juga jarang dilakukan oleh pihak produsen dan pemerintah.