Rantau (ANTARA) - Yeslin Wang artis ibu kota dari Jakarta menjadi ambassador ekowisata bakantan di Lokbuntar Kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan tujuannya untuk meningkatkan promosi.
"Aku emang cinta alam banget. Senang menanam pohon punya binatang peliharaan. Jadi, pas ditawari yang konsepnya pelestarian hewan yang hampir punah dan alam, saya langsung setuju karena emang sudah fashion juga," ujarnya, di laporkan Selasa.
Beberapa tahun silam, habitat asli bakantan di Lokbuntar terbakar hebat, Yeslin menyampaikan selama berada di sana hasil restorasi yang dilakukan PT. AGM sudah mulai terlihat hasilnya.
"Strategi restorasi PT. AGM untuk memulihkan habibat bakantan sudah bagus banget sudah hijau kembali. Kalau di Jakarta liat maskotnya doang di Dupan, pertama kali langsung lihat bakantan di sini," ujar mantan istri Delon Idonesian Idul itu.
Manager External Affair PT AGM, Andhika Dewa Permana mengatakan perkembangan ekowisata bakantan di Lokbuntar setiap tahunnya terus ditingkatkan.
"PT. AGM sendiri akan terus berupaya meningkatkan populasi bakantan dengan cara mengelola secara baik dan benar wilayah konservasi di ekowisata. Kita lakukan pembuatan jalan titian kayu atau boardwalk sepanjang 100 meter sebagai sarana untuk penunjang pengamatan satwa bagi wisatawan serta pembuatan bronjong untuk menghindari abrasi," jelasnya.
Dia mengatakan, tercatat dari tahun 2019 sampai sekarang kebakaran dilahan seluas 90 hektar bisa diatasi oleh pihak pengelola dari PT. AGM.
Bupati Tapin, HM Arifin Arpan saat memperingati hari Hutan dan Hari Air Sedunia mengatakan pemerintah daerah dan PT. AGM berkometmen untuk menghijaukan kawasan konservasi bakantan dan mengembalikan populasi bakantan.
"Kendati saat ini sudah mulai hijau, upaya penghijauan harus terus menerus dilakukan. Hari ini kita menanam pohon jenis polantan yang mana di pohon itu salah satu sumber makanan bakantan," ujarnya.
Dikatakannya tujuan dibangunnya konservasi itu sebagai langkah nyata pemerintah daerah dan perusahaan menolak kepunahan hewan endemik Kalimantan di habitat aslinya.
"Tentunya kita terus berupaya untuk menjadikan Lokbuntar menjadi tempat tinggal yang layak untuk bekantan, yang merupakan primata khas Kalimantan yang kini mulai punah," ujarnya.
Saat ini dari hasil pemantau tim konservasi dari perusahan bahwa ada sekitar 25 ekor bekantan sudah memasuki wilayah konservasi, kata Arifin.
"Semoga kedepannya seluruh bekantan di Tapin dapat berkumpul di konservasi bekantan," tuturnya.