Banjarmasin, (AntaranewsKalsel) - Bank Indonesia Wilayah Kalimantan terus berupaya memperkuat usaha mikro kecil dan menengah di Kalimantan Selatan antara lain dengan memberikan kemudahan dalam mengakses modal perbankan dan pelatihan peningkatan ketrampilan.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah II Kalimantan, Subintoro di Banjarmasin, Minggu, mengatakan Bank Indonesia selalu berusaha berdampingan dengan pemerintah daerah dalam memajukan UMKM.
Salah satu UMKM yang edang dikembangkan oleh Bank Indonesia adalah usaha kayu manis, yang merupakan potensi sumber daya alam yang dapat dikembangkan menjadi usaha unggulan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
Menurut Subiantoro, salah satu bentuk dukungan yang diberikan oleh Bank Indonesia adalah bantuan teknis dalam bentuk pelatihan kompetensi maupun sarana optimalisasi produksi.
Terkait dengan hal tersebut, kata dia, pada tanggal 19-20 November 2014, Bank Indonesia menyelenggarakan pelatihan manajemen kayu manis dan penyerahan program sosial Bank Indonesia (PSBI) kepada Kelompok Petani Kayu Manis Organik Balai Malaris (KPKMOBM).
Kelompok tani tersebut, kata dia, merupakan salah satu kelompok petani di Desa Malaris, Loksado, Hulu Sungai Selatan. Pelatihan manajemen kayu manis ini bertujuan untuk mengembangkan pola pikir, sekaligus menjaring masukan dari UMKM mengenai usaha kayu manis, sekaligus menjadi jembatan komunikasi dua arah antara para pelaku usaha dengan pihak terkait seperti dinas dan perbankan.
Diharapkan, dengan mengundang pihak dinas dan perbankan, pelaku usaha potensial ini dapat membenahi pengelolaan usahanya dalam upaya mendapatkan akses pembiayaan atau kredit dari lembaga keuangan termasuk perbankan.
Menurut Subiantoro, pelatihan manajemen usaha kayu manis dilakukan berdasarkan survei oleh Bank Indonesia ke Desa Malaris pada bulan Oktober 2014.
Dalam survei tersebut, Kelompok Petani Kayu Manis Organik Balai Malaris (KPKMOBM) dinyatakan layak untuk menerima bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) berupa pelatihan dan alat penunjang produksi.
Manajer Tim Akses Keuangan dan UMKM (TAKU) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah II (Kalimantan), Abdul Haris, mengatakan, pelatihan UMKM ini diperlukan untuk memberikan pemahaman kepada pelaku UMKM mengenai tata cara pengaturan keuangan usaha.
"Tata cara dan tertib pembukuan usaha akan sangat bermanfaat untuk memantau perkembangan usaha dari UMKM", katanya.
Kepala Bidang Koperasi dan UMKM Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UMKM Kabupaten HSS, Sumarsono, mengulas tentang dukungan Pemerintah Daerah (Pemda) dalam pengembangan usaha-usaha unggulan.
Selain pelatihan pengembangan usaha, pelaku UMKM juga diberikan latihan pembukuan oleh Tim Lembaga Pengembangan Pendamping UMKM (LP2UMKM) Kalimantan Selatan yang diketuai oleh Doloksaribu yaitu teknik dan tata tertib pembukuan sederhana dan Tim.
Selain dari pihak perbankan BPD Kalimantan Selatan (Kalsel) memberikan pelatihan mengenai skema kredit untuk membuka akses pelaku usaha kayu manis terhadap perbankan.
Pelatihan manajemen usaha kayu manis ini diharapkan mampu meningkatkan kompetensi SDM pelaku usaha sirup kayu manis dalam rangka mengoptimalkan hasil dari usaha sirup kayu manis lewat pengelolaan usaha yang lebih baik, sehingga dapat meningkatakan kesejahteraan dari pelaku usaha.
Peningkatan kesejahteraan UMKM merupakan tujuan akhir dari setiap kegiatan yang dilakukan oleh Bank Indonesia. UMKM merupakan salah satu segmen perekonomian nasional yang diharapkan dapat terus mandiri dalam mewujudkan kesejahteraan usahanya untuk negeri tercinta.