Jakarta (ANTARA) - Tak terasa dalam kurun waktu sepekan lagi, virus corona genap 10 bulan mencengkeram wilayah Indonesia berikut dampak yang ditimbulkan.
Saat pertama kali diumumkan pada 2 Maret 2020, baru dua pasien. Mereka merupakan warga Kota Depok (Jawa Barat) yang dirawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta.
Sejak itu, pertambahan terus terjadi hingga menjelang 10 bulan ini. Pada Selasa (24/11) lebih setengah juta orang Indonesia yang telah terpapar virus yang berawal dari Kota Wuhan (China) ini.
Menurut data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 pada Selasa (24/11) pukul 12.00 WIB, jumlah warga yang telah terinfeksi sebanyak 506.302 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 425.313 orang atau sekitar 84 persen dinyatakan sembuh.
DKI Jakarta mencatatkan pertambahan jumlah pasien sembuh paling banyak (1.060 orang) disusul Jawa Barat (428 orang), Jawa Tengah (300 orang), Jawa Timur (157 orang) dan Kalimantan Timur (132 orang).
Wilayah provinsi yang mencatat jumlah kasus COVID-19 paling banyak pada Selasa adalah DKI Jakarta dengan 1.015 kasus, disusul Jawa Tengah (928 kasus), Jawa Timur (354 kasus), Jawa Barat (299 kasus) dan Banten (144 kasus).
Menurut data satgas, jumlah kasus baru COVID-19 di Aceh, Maluku Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat dan Nusa Tenggara Timur kurang dari 10 dan Maluku tidak mengalami penambahan kasus. Sedangkan jumlah pasien yang meninggal dunia akibat virus corona (COVID-19) tercatat bertambah 109 orang menjadi total 16.111 orang di seluruh Indonesia.
Ruang Perawatan
Terus naiknya grafik keterpaparan virus corona menyebabkan keterisian (okupansi) ruang-ruang perawatan di rumah sakit di Indonesia juga meningkat. Peningkatan okupansi itu terasa sejak dua pekan terakhir.
Hal itu diakui Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo. Peningkatan keterisian ruang perawatan intensif (ICU) terutama terjadi di sejumlah rumah sakit di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Sejumlah rumah sakit di Banten, Jawa Barat dan Jawa Tengah mengalami peningkatan di atas 70 persen untuk ICU. Sedangkan di Jakarta keterisian ICU mencapai 69,5 persen.
"Ini harus bisa diupayakan untuk tidak bertambah lagi," kata Doni dalam konferensi pers usai rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (23/12).
Dalam beberapa hari terakhir terjadi penambahan kasus COVID-19 yang signifikan. Bahkan di DKI Jakarta, pertambahan kasus mencapai rekor tertinggi dengan lebih 1.500 kasus pada Sabtu (21/11).
Diduga salah satu penyebab pertambahan kasus COVID-19 adalah libur panjang pada 28 Oktober-1 November 2020. Kini sedang diantisipasi lonjakan kasus COVID-19 dari kerumunan massa di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang (Banten) pada 10 November lalu.
Kemudian acara di Petamburan dan di Tebet DKI Jakarta serta di Megamendung Bogor, Jawa Barat, pada kurun 10-14 November 2020.
Libur Panjang
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual di Kantor Presiden Jakarta, Selasa (24/11) juga mengungkapkan terjadi peningkatan pasien yang dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) karena positif COVID-19 usai libur panjang.
Saat ini terjadi peningkatan tren pasien yang masuk rumah sakit, baik rawat jalan, IGD maupun rawat inap dibandingkan periode sebelum libur panjang. Libur panjang yang dimaksud terjadi pada 28 Oktober-1 November 2020.
Peningkatan kasus baru ini kemudian berdampak pada ketersediaan tempat tidur di berbagai rumah sakit di sejumlah daerah.
Kalau dilihat dari hitungan para ahli kesehatan mengenai masa inkubasi virus ini, maka masa 1-2 pekan setelah libur panjang berkorelasi terhadap lonjakan kasus baru.
Kasus-kasus baru itulah sedang ditangani di berbagai fasilitas kesehatan dan menyebabkan okupansi meningkat.
Menurut catatan Satgas COVID-19, di DKI Jakarta berdasarkan data per 22 November 2020 tempat tidur ICU sudah terisi sebanyak 69,57 persen dan tempat tidur isolasi sudah terisi sebanyak 71,606 persen. Sedangkan di Provinsi Jawa Barat tempat tidur ICU terisi sebanyak 73,45 persen dan tempat tidur isolasi sudah terisi sebanyak 79,62 persen.
Kemudian di Provinsi Banten, kapasitas tempat tidur ICU sudah terisi sebanyak 97 persen atau mencapai 115 ruangan. Sedangkan untuk ruang isolasi sudah terisi 80 persen atau 1.413 tempat tidur.
Selanjutnya di Jawa Tengah, tempat tidur ICU sudah terisi sebanyak 80 persen dan tempat tidur isolasi sudah terisi sebanyak 77,4 persen. Untuk Provinsi Jawa Timur, tempat tidur ICU sudah terisi sebanyak 54,86 persen dan tempat tidur isolasi sudah terisi sebanyak 57,43 persen.
Dari sejumlah provinsi tersebut, keterisian ruang ICU dan isolasi yang sudah di atas 70 persen berada di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Sedang KH an okupansi isolasi di atas 70 persen adalah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Masih Tinggi
Apa arti dibalik peningkatan okupansi di rumah-rumah sakit? Jawabannya "penularan COVID-19 masih tinggi di masyarakat".
Satgas pun meminta kepada masyarakat untuk terus secara disiplin menjalankan protokol kesehatan 3M, yakni mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan kapanpun dan dimanapun.
Warga juga diingatkan jangan sampai lengah dengan tidak menerapkan protokol kesehatan dalam setiap aktivitas yang dilakukan.
Selain itu, satgas juga meminta kepada pemerintah daerah untuk memastikan pelayanan kesehatan yang sesuai standar bagi para pasien COVID-19 yang sedang dirawat di ruang ICU maupun ruang isolasi sehingga mereka dapat segera sembuh.
Pemerintah daerah diminta terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat terkait dengan ketersediaan tempat tidur di rumah sakit.
Jangan sampai rumah sakit terisi penuh oleh pasien COVID-19 dan menghambat pelayanan kesehatan yang menjadi hak seluruh masyarakat tanpa terkecuali.
Di sisi lain, lonjakan jumlah pasien COVID-19 di berbagai daerah dalam beberapa hari terakhir selayaknya menjadi perhatian serius semua pihak mengenai masih masifnya penyebaran virus ini. Disiplin melaksanakan protokol kesehatan secara kolektif adalah mutlak.
Tanpa kesadaran kolektif, masa akhir pandemi ini semakin tidak pasti.
Artikel - Ruang-ruang perawatan bakal penuh?
Rabu, 25 November 2020 8:12 WIB