Banjarbaru (ANTARA) - Dinas Kehutanan Kalimantan Selatan mengembangkan program ekonomi hasil hutan bukan kayu (HHBK) sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Kepala Seksi Pemasaran dan Pengolahan Hasil Hutan dan PNBP Dinas Kehutanan Kalsel, M Irvan di Banjarbaru Senin mengetakan, pengembangan HHBK merupakan upaya Pemprov Kalsel untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan.
"Salah satu konsep utama dari Revolusi Hijau adalah mensejahterakan masyarakat sekitar hutan.Selain produk hutan berupa kayu, Pemprov Kalsel saat ini gencar mengembangkan produk HHBK," katanya.
Menurut Irvan kawasan hutan di Provinsi Kalimantan Selatan, memiliki sumber daya keanekaragaman hayati yang sangat potensial dikembangkan, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan serta pendapatan daerah.
Kawasan hutan Kalsel seluas 1,7 juta hektar memiliki beragam jenis HHBK baik yang sudah digeluti masyarakat lokal secara turun temurun, maupun dikembangkan pemerintah daerah.
Sebagai upaya pengembangan HHBK, Pemprov Kalsel telah mengajak masyarakat di sekitar hutan mengembangkan berbagai potensi yang ada.
Potensi yang kini telah berkembang pesat dan mampu mendongkrak pendapatan masyarakat antara lain, madu alam, kopi lokal, gula merah, beras merah, minyak kemiri.
Selain itu ada juga olahan jamur, minyak sereh, minyak buah ulin, kayu manis, jamu-jamuan, tikar lampit, kursi rotan serta juga obyek wisata alam dari kawasan hutan Kalsel
Mempermudah pemasaran produk HHBK yang dihasilkan masyarakat sebagaiman tersebut, beberapa Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), Pemprov Kalsel sudah membangun Pusat Pemasaran Hasil Hutan.
Produk HHBK yang dipamerkan di Pusat Pemasaran Hasil Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel terdiri dari produk-produk seperti madu alam, kopi lokal, gula merah, beras merah, minyak kemiri.
Kabid Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan (PPH) Dinas Kehutanan Kalsel, Warsita mengatakan, berbagai produk HHBK mulai dipasarkan melalui pasar online seperti di Shopee dan Bukalapak.
"Ini juga merupakan bagian penting dari revolusi industri 4.0,"katanya.
Saat ini, kata dia, pemasaran beberapa produk HHBK Kalsel sudah merambah ke pasar nasional dan internasional melalui market e-comerce dan lainnya.
Plt Kepala Dishut Kalsel, Fatimatuzzahra mengatakan, dalam rangka mensukseskan program Revolusi Hijau, Dinas Kehutanan Kalsel akan meluncurkan aplikasi e-Service
Aplikasi.
Aplikasi ini memungkinkan masyarakat untuk mengetahui pembangunan kehutanan di Kalsel seperti jasa lingkungan, destinasi wisata dan produk Hasil Hutan Bukan Kayu (HBBK).
“Siapapun nantinya bisa mengakses aplikasi e-Service. Dari aplikasi tersebut dapat mempermudah untuk mencari tahu hasil hutan seperti tanaman sengon dan berapa produksinya, mengetahui destinasi wisata yang akan dikunjungi dan berbagai produk HHBK misalnya gula merah, madu dan lain-lain," katanya.
Dinas Kehutanan Kalsel kembangkan penanaman hasil hutan bukan kayu
Senin, 12 Oktober 2020 20:05 WIB
Salah satu konsep utama dari Revolusi Hijau adalah mensejahterakan masyarakat sekitar hutan.Selain produk hutan berupa kayu, Pemprov Kalsel saat ini gencar mengembangkan produk HHBK