Manajemen industri semen PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk Plant Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan menggandeng tenaga ahli dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin untuk mendidik kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dalam mengelola obyek wisata Goa Lowo di Kelumpang Hilir.
TDekan Fakultas Kehutanan ULM, Dr. Kissinger, mengatakan, bahwa sektor kepariwisataan dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata sebegaimana peraturan perundang-undangan Nomor. 90/990 tentang Kepariwisataan.
"Ada beberapa hal yang menjadi perhatian seperti, terkait ekonomi, ekologi dan juga sosial.," katanya, Jumat.
Dikatakan, hal yang perlu diperhatikan juga terkait dengan peningkatan kepuasan pengunjung, peningkatan perekonomian masyarakat, penggunaan produk dan layanan wisata yang berbasis lingkungan, peningkatan kepedulian sosial dan peningkatan konsumsi produk lokal.
Disamping itu, ada faktor yang dapat menjadikan desa menjadi kawasan desa wisata yaitu, kerajinan, seni budaya, pertanian, peninggalan tokoh agama yang berbasis ritual dan keindahan alam lingkungan menjadi desa yang berbasis nuansa alam. Tentu hal itu tak lepas dari peran pemerintah, masyarakatnya dan juga pelaksana kawasan wisata tersebut.
"Yang harus kita perhatikan juga adalah agar para wisatawan bisa betah saat berada di lokasi wisata tersebut, karena itu menjadi faktor pendukung penting dalam pengelolaan pengembangan sektor kepariwisataan. Lokasinya harus nyaman, pelayanan prima terhadap pengunjung yang datang, dan lain sebagainya,” jelasnya.
Menurut dia, parawisata berkelanjutan merupakan manifestasi melindungi dan menjaga lingkungan, dan dari sisi kreatifitas, inovasi merupakan hal yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan pengelolaan lingkungan berbasis wisata ramah lingkungan.
"Yang terpenting pengelolaan pariwisata tetap mengedepankan konsep lingkungan yang baik, sehingga ekosistem berjalan sebagaimana mestinya dan juga dari segi pelayanan yang diberikan kepada pengunjung harus baik sehingga selain lokasi wisatanya, masyarakat juga merasa nyaman saat berada di kawasan tersebut,” tambahnya.
Selain dekan, turut memberikan materi dalam pelatihan itu dosen fakultas kehutanan Dr. Daniel Itta, tentang kawasan pariwisata menunjang ekonomi daerah, pengembangan kawasan ekonomi khusus, filosifi pengembangan pariwisata, kemajuan sektor pariwisata dan beberapa hal lainnya yang mendukung.
Mewakili management Indocement, Agus Rifani menjelaskan, dengan melihat antusias peserta pelatihan dan masyarakat Desa Tegalrejo, ia merasa bangga dengan kemajemukan warga setempat bersatu ikut memajukan wisata Goa Lowo sehingga nampak terlihat hasilnya saat sekarang,
“Kemajuan suatu kawasan wisata pastinya tergantung dari masyarakat sekitarnya untuk melakukan pengelolaannya sehingga bukan hanya mendatangkan nilai positif bagi masyarakat saja namun juga bagi daerah, baik itu dari segi ekonomi, sumber daya manusianya dan pengembangannya kedepan,” katanya.
Camat Kelumpang Hilir, Johanuddin berharap seluruh peserta pelatihan dapat mengikuti dan menerapkan dalam mengelola Goa Lowo menjadi salah satu destinasi andalan Kecamatan Kelumpang Hilir khsusunya dan Kabupaten Kotabaru pada umumnya.
Salah satu peserta Bimtek, H. Rafiansyah menuturkan, pengelolaan kawasan wisata serta pelayanan terhadap pengunjng juga menjadi hal penting untuk dilakukan agar pengelolaannya semakin baik.
Ia sangat mengapresiasi Bimtek Goa Lowo yang difasilitasi oleh Indocement dan berharap ke depannya akan ada lagi pelatihan yang menunjang wisata Goa Lowo seperti kuliner, makanan khas daerah dan lainnya.
“Disamping itu, management pengelolaan kawasan wisata yang didalamnya mencakup integritas, ketersediaan kuliner khas Goa Lowo serta kebersihan lingkungan utamanya sampah juga benar-benar di perhatikan,” imbuhnya.