Pelaihari (ANTARA) - Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Tanah Laut, Kalimantan Selatan kembali menggelar operasi pasar pendistribusian gas elpiji 3 kilogram dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 19.000 per tabung, di Halaman Kantor Diskoperindag Tanah Laut, Rabu (13/5).
Bupati Tanah Laut H Sukamta mengatakan, elpiji saat ini masih menjadi persoalan utama ditengah-tengah masyarakat.
"Berbeda dengan sembako yang ketersediaannya cukup. Elpiji selalu mendorong peningkatan inflasi dan harganya sulit dikendalikan,"ujar Kamta.
Bupati mengungkapkan, operasi pasar yang digelar kali ini adalah upaya Pemerintah Kabupaten Tanah Laut dalam membantu masyarakat ditengah pandemi COVID-19 yang menimbulkan kesulitan ekonomi bagi masyarakat.
Sukamta berharap, dengan adanya operasi pasar tersebut dapat membantu masyarakat yang berpenghasilan rendah.
Lebih lanjut ungkap dia, Pemkab Tanah Laut sebelumnya telah melaksanakan operasi pasar untuk gula pasir dengan harga Rp 12.500,-.
"Kita mendapat paket gula sebanyak 5 ton dan akan kita operasikan langsung ke desa-desa, elpiji pun kita masih meminta. Kalau memang jumlahnya besar nanti juga kita akan operasikan ke desa-desa," terang Kamta.
Sementara itu Kepala Diskoperindag Tanah Laut H Syarian Nurdun menuturkan, lebih dari 280 tabung yang disediakan dalam operasi pasar kali ini.
Diungkapkannya, saat ini pihaknya masih bernegosiasi dengan agen agar bisa menambah jumlah gas elpiji.
Selain itu, beber Syahrian Nurdin, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Bagian Ekonomi Sekretariat Daerah Tanah Laut untuk meminta Pertamina melakukan operasi pasar serupa.
Jika hal itu terjadi, terang dia, maka pihaknya yakin jumlah elpiji yang bisa diberikan kepada masyarakat akan lebih besar dan lebih banyak.
"Tentunya hal itu sesuai dengan harapan masyarakat yang menginginkan pembelian gas elpiji dengan harga standar," tutur Syahrian.
Diskoperindag gelar operasi pasar elpiji 3 kilogram
Rabu, 13 Mei 2020 15:58 WIB
Berbeda dengan sembako yang ketersediaannya cukup. Elpiji selalu mendorong peningkatan inflasi dan harganya sulit dikendalikan,