Banjarmasin (ANTARA) - Perum Bulog Divre Kalimantan Selatan menargetkan penyerapan 18.000 ton beras hasil panen padi petani lokal di provinsi ini.
Kepala Perum Bulog Kalimantan Selatan Arif Mando kepada Antara di Banjarmasin, mengatakan, saat ini baru sekitar 3.500 ton beras yang sudah kita beli dari petani lokal.
"Beras banyak masuk diperkirakan saat terjadi panen padi lokal sekitar Juli-Agustus," katanya dilaporkan Selasa.
Padi lokal diperkirakan jumlahnya cukup besar, karena beras yang diserap saat ini baru hasil padi selain tanaman lokal atau jenis unggul.
Kabulog Kalsel optimistis, target 18.000 ton dapat terpenuhi.
Baca juga: Bulog datangkan gula dari Jateng 350 ton
Baca juga: Bulog dapat apresiasi atas kepastian persediaan gula pasir
Baca juga: Bulog pantau panen petani Kalimantan Selatan
Sementara itu, Bulog Kalsel hingga September 2019 telah menyerap beras yang dihasilkan petani lokal sebanyak 9.500 ton atau 34 persen dari target 2019 sebesar 28.000 ton.
Dikatakan, hingga akhir tahun diproyeksikan serapan hanya mencapai kisaran 50 persen atau sekitar 14.000 ton.
Arif mengatakan ada beberapa kendala yang membuat belum bisa mencapai target serapan 28 ribu ton.
Di antaranya, kondisi kemarau yang relatif panjang, membuat petani tidak bisa panen dua kali setahun.
Hal itu ditambah dengan jenis padi yang ditanam, masih menggunakan benih lokal yang memerlukan waktu sekitar delapan bulan atau lebih lama dibandingkan dengan menggunakan benih unggul dengan umur relatif pendek.
Faktor lain adalah harga beras di pasaran berada di atas harga yang sudah ditetapkan pemerintah atau harga pokok penjualan (HPP) yakni sebesar Rp8.030 per kilogram.***1***