Banjarmasin (ANTARA) - Harga gula "habang" (merah) di atas gula putih atau gula pasir pada pasaran daerah Hulu Sungai (Banua Anam) Kalimantan Selatan (Kalsel).
Pewarta Antara Kalsel yang melakukan perjalanan ke Kandangan (135 kilometer utara Banjarmasin), ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) Kamis melaporkan, harga gula habang perkilogram berkisar antara Rp22.000 - Rp25 .000.
Daerah hulu sungai atau Banua Anam Kalsel meliputi Kabupaten Tapin dengan ibu kotanya Rantau, HSS - Kandangan, Hulu Sungai Tengah (HST) - Barabai, Hulu Sungai Utara (HSU) - Amuntai, Balangan - Paringin dan Kabupaten Tabalong, ibu kotanya Tanjung.
Sebagai contoh pada Pasar Rakyat di Jalan Brigjen TNI HM Yusi atau jalan lingkar Kandangan harga gula habang yang murni terbuat dari nira aren Rp25.000/kg, dan olahan (tidak murni dari nira aren) Rp22.000/kg.
Gula habang olahan itu campuran dari gula aren kualitas rendah dengan gula pasir yang aroma dan rasanya kurang enak kalau dibandingkan dengan yang murni terbuat dari nira pohon aren atau enau (orang Banjar Hulu Kalsel menyebutnya pohon Hanau).
Sementara harga gula putih/pasir belakangan ini di pasaran "kota dodol" Kandangan perkilogram berkisar antara Rp19.000 - Rp20.000 atau tergantung keadaan/kualitasnya.
Tingginya harga gula habang di pasaran Kalsel sejak tahun 1990-an seperti sebelum peristiwa virus Corona atau COVID-19 Rp18.000/kg, sementara gula pasir Rp11.500/kg.
Sedangkan jauh sebelumnya atau hingga tahun 1970-an harga gula habang lebih rendah daripada gula pasir, yang ketika itu harga dua atau satu setengah kilogram gula habang baru sama dengan harga gula pasir.