Kotabaru bentuk relawan Tim Gugus Tugas COVID-19 hingga ke desa

Kotabaru (ANTARA) - Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, telah membentuk relawan Tim Gugus Tugas COVID-19 hingga pelosok desa, guna menangkal dan menangani masalah penyebaran Virus Corona atau COVID-19 yang telah menjadi persoalan global.

"Alhamdulillah, di sejumlah desa di Kecamatan Pulau Laut Tanjung Selayar sudah terbentuk relawan pencegahan COVID-19, salah satunya Desa Tanjung Pelayar," kata anggota Fraksi PKB DPRD Kabupaten Kotabaru, Hj Norhaida, saat menyerahkan bantuan masker dan cairan disinfektan di wilayah tersebut, Rabu.

Kunjungan legislator yang kini menjabat Sekretaris Komisi III DPRD Kotabaru itu disambut sejumlah aparat yang tergabung dalam forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimcam) yang sekaligus Tim Gugus Tugas COVID-19 Kecamatan Pulau Laut Tanjung Selayar.

Selain dalam rangka konsolidasi, bersama tim Gugus Tugas kecamatan, Norhaida juga melakukan penyemprotan disinfektan dengan target areal perkantoran, sekolahan, sarana ibadah dan tempat umum.

Sebelum aksi penyemprotan, politisi PKB yang kini duduk di parlemen Kotabaru periode kedua itu terlebih dulu menyerahkan bantuan berupa alat pelindung diri (APD), masker dan alat penyemprotan serta cairan disinfektan.
Baca juga: Komisi III DPRD Kotabaru tinjau Posko Covid-19 pelabuhan Tanjung Serdang
Baca juga: DPRD tinjau tim Gugus Tugas Covid-19 di Pulau Laut Barat
"Bantuan alat pencegahan tersebut langsung diserahkan ke tim gugus COVID-19 yang ada di wilayah tersebut," tuturnya.

Pada kesempatan itu, Norhaida berpesan kepada segenap warga Desa Teluk Tamiang dan Desa Tanjung Kunyit yang hadir, dalam mengahadapi mewabahnya COVID-19 ini tidak usah risau atau panik.

"Penting dilakukan menjaga kebersihan lingkungan dan selalu jaga kesehatan bersama, diantaranya biasakan cuci tangan dengan sabun, selain itu tetap mamatuhi himbauan pemerintah," ujarnya.

Dengan begitu lanjut Norhaida, berarti semua sudah berpartisipasi dalam memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

Kunjungan kerja anggota legislatif tersebut menggunakan transportasi kapal dengan jarak tempuh yang relatif lama dengan gelombang tinggi.