Jakarta (ANTARA) - Bandara-bandara PT Angkasa Pura II (Persero) mengoperasikan mesin otomatis penyemprot cairan disinfektan (disinfectant chambers) ke bagasi tercatat, troli di terminal penumpang pesawat, serta nampan di pemeriksaan keamanan (security check point).
Vice President of Corporate Communications PT Angkasa Pura II Yado Yarismano dalam keterangannya di Jakarta, Senin, mengatakan pengoperasian mesin otomatis atau bilik disinfektan ini merupakan salah satu inovasi dan upaya perseroan menimalisir penyebaran COVID-19 di Indonesia.
“Penyemprotan dengan cairan disinfektan diharapkan membersihkan atau menghilangkan virus di bagasi tercatat, troli dan nampan x-ray. Di atas itu, kami tetap mengkampanyekan agar mencuci tangan setelah menyentuh setiap barang, karena cara paling efektif adalah memang mencuci tangan dengan benar,” katanya.
Bagasi tercatat dimaksud adalah tas, kopor atau barang bawaan lainnya milik penumpang yang dimasukkan ke lambung pesawat. Setelah diturunkan dari pesawat, bagasi itu diletakkan di conveyor belt di break down area, untuk melewati bilik disinfektan. Kemudian dengan conveyor belt yang sama bagasi menuju area pengambilan bagasi (baggage claim) di terminal penumpang.
Sementara itu di dalam terminal penumpang, bilik disinfektan dirancang sedemikian rupa agar petugas dapat memasukkan troli guna dilakukan pembersihan terhadap virus-virus.
Baca juga: AP II sediakan informasi anjuran perjalanan menghadapi COVID-19
Bilik disinfektan juga digunakan untuk membersihkan nampan yang menjadi wadah barang bawaan penumpang untuk masuk ke mesin x-ray ketika menjalani pemeriksaan di security check point 1 dan 2 (SCP 1 dan 2).
Yado mengatakan bilik disinfektan ini dulunya dipakai bagi pelancong dan pekerja bandara dan sekarang seluruhnya dialihkan khusus digunakan untuk penyemprotan ke bagasi, troli dan nampan x-ray.
“Seperti kita ketahui bilik disinfektan bagi manusia kini tidak disarankan oleh WHO dan bahkan dilarang Kementerian Kesehatan. Sejalan dengan itu, PT Angkasa Pura II berinovasi untuk mengalihkan seluruh penggunaannya menjadi khusus untuk penyemprotan disinfektan ke bagasi, troli dan nampan x-ray. Kami berharap inovasi ini dapat menjaga kenyamanan dan ketenangan penumpang pesawat,” ujar Yado.
Selain penyemprotan disinfektan ke bagasi tercatat, PT Angkasa Pura II secara rutin juga melakukan penyemprotan di area terminal penumpang pesawat, area publik, area perkantoran, transportasi publik dan sisi udara di bandara-bandara yang dikelola perseroan.
Penyemprotan dilakukan oleh petugas sprayer menggunakan cairan disinfektan yang mampu membersihkan virus dari benda mati.
“Penyemprotan cairan disinfektan dilakukan di seluruh area di 19 bandara PT Angkasa Pura II, termasuk ke titik-titik atau benda yang mungkin sering dipegang oleh pelancong atau pengunjung bandara. Mohon doa dan dukungan masyarakat agar upaya pencegahan penyebaran COVID-19 ini berjalan lancar,” ujar Yado.
PT Angkasa Pura II saat ini mengelola 19 bandara yang tersebar di Sumatera, Jawa dan Kalimantan.
Baca juga: AP II akui penurunan penumpang di Bandara Soetta karena COVID-19
Bandara-bandara tersebut adalah Soekarno-Hatta (Tangerang), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Husein Sastranegara (Bandung), Kertajati (Majalengka), Radin Inten II (Lampung), HAS Hanandjoeddin (Belitung), Fatmawati Soekarno (Bengkulu), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang).
Kemudian Depati Amir (Pangkal Pinang), Sultan Thaha (Jambi), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Bandara Internasional Banyuwangi, Sultan Iskandar Muda (Aceh), Minangkabau (Padang), Supadio (Pontianak), Silangit (Tapanuli Utara), Kualanamu (Deli Serdang) dan Tjilik Riwut (Palangkaraya).