Oleh Syamsuddin Hasan
Banjarmasin, (Antaranews.Kalsel) - Seorang pengamat lalu lintas dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan Hj Nurul Lathifah berpendapat, penggunaan angkutan umum tampaknya dapat mengurangi kemacetan lalu lintas, terutama untuk daerah perkotaan.
Pendapat tersebut sebagai cacatan kecilnya sepulang melakukan lawatan ke negeri jiran Singapore dan Malaysia sepekan lalu, kepada Antara Kalimantan Selatan (Kalsel) di Banjarmasin, Minggu.
Humas Badan Koordinasi Organisasi Wanita (BKOW) Kalsel itu ketika bersama sejumlah fungsionaris atau anggota organisasi kewanitaan di provinsi tersebut, mengaku, terpesona melihat keadaan lalu lintas di negeri jiran yang berjalan lancar, dan seakan tanpa ada kemacetan.
"Pasalnya warga masyarakat setempat (Singapore dan Kuala Lumpur, Malaysia) dalam bepergian, baik mau bekerja maupun keperluan lain, hampir tak menggunakan kendaraan bermotor milik pribadi, tapi mereka naik angkutan penumpang umum," ungkapnya.
Namun dalam sistem angkutan umum di negeri jiran tersebut, selain sudah menggunakan teknologi maju, juga bergerak. Sebagai contoh jaringan transportasi mereka juga lewat bawah tanah, guna mengurangi kepadatan arus lalu lintas.
Oleh karenanya penduduk negeri jiran, dan termasuk para pencalong tidak khawatir ketiadaan transportasi dan mereka tak mesti pakai kendaraan pribadi, yang hanya akan menambah kepadatan lalu lintas, dan pada giliranya bisa menimbulkan masalah.
"Berbeda halnya dengan di daerah kita, seperti kota Banjarmasin, mobil taksi angkutan penumpang umum, tarmasuk angkutan kota (angkot) menunggu penuh penumpang, baru berjalan," tutur ibu dari dua orang anak itu.
"Karenanya pula menjadi alasan menggunakan kendaraan pribadi, untuk bepergian, sebab khawatir tak kebagian/mendapatkan transportasi, sehingga terlambat masuk kerja atau untuk tujuan lain," lanjutnya.
Menurut mantan Ketua Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) Kalimantan Tengah itu, banyak hal di negeri jiran tersebut yang mungkin bisa menjadi contoh, antara lain mengenai etos kerja, yang tampaknya selalu berpacu dengan waktu.
"Bagi mereka tampaknya, waktu betul-betul berharga, sehingga gerak mereka juga selalu cepat, hampir tak ada yang terlihat santai, terutama pada hari kerja," ungkap mantan aktivis organisasi pemuda dan kemahasiswaan di "kota seribu sungai" Banjarmasin tersebut.
Lawatan BKOW Kalsel bersama sejumlah fungsionaris/anggota Gabungan Organisasi Wanita (GOW) di provinsi tersebut ke negeri jiran, sejak 27 Januari 2014 selama enam hari, untuk melihat kemajuan pembangunan serta kehidupan masyarakat setempat.
"Hanya saja lawatan ke negeri jiran tersebut tak bisa maksimal, sebab di antara anggota rombongan Hj Hafash Ilyas (56) dari GOW Kabupaten Tapin, meninggal dunia saat dalam perjalanan dari Singapore menuju Malaysia, diduga karena serangan jantung," demikian Nurul Lathifah.