Banjarbaru (ANTARA) - Bisa pulang ke kampung halaman ternyata membuat tujuh mahasiswa Kalimantan Selatan yang menimba ilmu di Cina kangen masakan khas Banjar.
Seperti yang diungkapkan Dhiki Purnama Abdi, mahasiswa asal Kabupaten Tabalong ini ingin menikmati "gangan paliat", kuliner khas Kabupaten Tabalong yang sering dijadikan lauk disajikan dengan nasi.
"Kalau kami orang Tabalong pasti kangen gangan paliat, selain menu soto Banjar yang juga bikin rindu untuk dinikmati," ucap Dhiki kepada wartawan saat tiba di Bandara Internasional Syamsudin Noor Banjarmasin, Minggu.
Suka cita memang ditunjukkan ketujuh mahasiswa saat menginjakkan kaki di tanah kelahiran Bumi Lambung Mangkurat. Mereka baru saja selesai menjalani masa observasi selama 14 hari di Hanggar Lanud Raden Sadjad, Natuna, Kepulauan Riau, sekembalinya dari Cina.
Senyum dan tawa menghiasi wajah sumringah mereka saat berbincang santai dengan media sebelum meninggalkan bandara untuk melanjutkan perjalanan pulang ke rumah masing-masing.
"Kami semua sehat dan sekarang bisa kembali ke orangtua, sungguh perasaan bahagia luar biasa dan tak ternilai senangnya," kata Dhiki yang duduk di semester delapan di Hubei University of Science and Technology.
Untuk sementara, tambah dia, perkuliahan bisa dilakukan melalui online sampai menunggu kabar dari Cina soal wabah virus corona.
"Kami pengennya cepat kembali ke Cina untuk menyelesaikan studi. Yang pasti bencana virus corona tak menyurutkan semangat kami untuk tetap melanjutkan kuliah di Cina," pungkas pria berkaca mata itu.
Selain Dhiki, lima mahasiswa yang sama asal Tabalong yaitu Felisia Martha, Munika Candra Kartina, Nadia Ramadanissa Saubari, Risda Astuti dan Septria Niken Pratiwi. Sedangkan satu orang atas nama Muhammad Lutfhi Madani berasal dari Kota Banjarmasin.
Mereka kuliah di dua universitas terkemuka di Provinsi Hubei, Cina yaitu Hubei University of Science and Technology dan Hubei Polytechnic University.