Banjarmasin (ANTARA) - Sukarli, Wartawan Kantor Berita Indonesia Antara banyak belajar kehidupan sehari-hari dari seniman-seniman di Kota Banjarmasin.
Pria lulusan Universitas Islam Negeri (UIN) Banjarmasin mengatakan selama jadi wartawan dia pernah merasakan liputan di beberapa desk di antaranya desk kota, desk ekonomi, desk politik, desk olahraga dan desk budaya.
Namun, ucap pria yang memiliki tinggi 176 Cm itu yang paling berkesan selama 10 tahun terakhir menjadi wartawan saat meliput di desk liputan budaya.
Saat meliput di desk liputan budaya selama empat tahun dia bisa mengenal para seniman-seniman terkenal di kota ini seperti Adjim Arijadi, Agus Suseno dan H Anang Syahrani.
Terus dikatakannya, dari para tokoh seniman itu ia bisa belajar arti kehidupan di mana menjalani hidup dengan sederhana tanpa harus berlebihan.
"Saya banyak berlajar kehidupan dari tokoh-tokoh itu di mana mereka lebih bijak, lebih sederhana dan mengetahui bagaimana tatanan kehidupan dalam keseharian," ujar pria yang sebelumnya pernah menjadi wartawan lokal Media Kalimantan selama lima tahun.
Bukan itu saja, pria yang beristrikan Norliani itu juga senang melihat seniman dalam melakukan pekerjaan mereka yang terlihat nyaman serta tenang apapun yanh dihadapi.
Jiwa tenang itu yang selalu terus dia pelajari agar menghadapi sesuatu masalah tidak harus semuanya dengan emosi ataupun terburu.
Selain itu juga, pria asli putra daerah Kalimantan Selantan, itu merasakan senang bergaul dan belajar tentang budaya nenek moyang orang Banjarmasin, sehingga tau sekali asal muasal Kerajaan Banjar.
"Alhamdulillah, saya bersyukur jadi wartawan ini karena banyak ilmu serta pengalaman yang bisa saya dapatkan, khususnya saat liputan di desk budaya," tutur pria yang memiliki dua orang anak laki-laki itu.
Pria asli Martapura itu juga menceritakan kesedihannya selama menjadi wartawan yaitu waktu berkumpul bersama keluarga sangatlah kurang dan kadang pulang liputan anak sudah tidur.
Hal itu bagi dirinya tidaklah menjadi masalah karena begini sudah jalan hidup seorang wartawan harus selalu siap bertugas setiap saat apabila atasan menyuruh untuk liputan.
"Semua ini saya jalani dengan hati senang dan tanpa beban karena saya ingat kata tokoh seniman hidup ini akan terasa indah apabila kita jalani dengan rasa syukur," tutur Koresponden Antara Biro Kalimantan Salatan itu.
Sedikit Sukarli juga menceritakan, sebenarnya dirinya bercita-cita ingin menjadi guru agama, kemudian menjadi seorang anggota dewan namun semua pupus dan mencoba putar haluan menjadi seorang jurnalis.
Karena menjadi jurnalis atau wartawan dirinya bisa jalan jalan gratis, bertemu orang-orang penting seperti para tokoh seniman, pekerjaan yang tidak membosankan, berwawasan luas, mencetak sebuah karya.
"Setelah saya jadi jurnalis di sini saya merasakan cocok dalam bekerja karena di dunia jurnalis saya bisa berkarya dan pekerjaan ini satu-satunya pekerja yang bagi saya tidak membosankan," ujar pria yang hobby memancing dan senang bersahabat dengan alam itu.