Ambon (ANTARA) - Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto didampingi Pjs Deputi Dukungan Bisnis dan Kepala Divisi SDM dan Sekuriti Operasi Hulu Migas menerima kunjungan Bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw yang didampingi Wakil Ketua DPRD dan jajaran terkait.
Pertemuan yang digelar di kantor SKK Migas di Jakarta tanggal 30 Januari 2020 itu berlangsung hangat dan konstruktif serta diharapkan dapat menjadi awal untuk mendorong peningkatan investasi hulu migas di Kabupaten Teluk Bintuni yang semakin besar di masa yang akan datang, demikian siaran pers SKK Migas wilayah Papua dan Maluku yang diterima Antara di Ambon, Sabtu.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Petrus menyampaikan hal-hal terkait operasi KKKS di sekitar Kabupaten Teluk Bintuni, pemanfaatan tenaga kerja lokal dan bagaimana memaksimalkan lokal konten di operasi KKKS, serta keberadaan industri hulu migas dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dan mendukung pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyambut baik dan menyampaikan apresiasi atas kerjasama yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Teluk Bintuni sehingga operasional KKKS di daerah tersebut berjalan lancar.
“Kami bersyukur BP Tangguh dapat berproduksi secara optimal dan akhir tahun 2019 memproduksi gas 1.034 MMSCFD atau lebih tinggi dibandingkan capaian pada semester 1 tahun 2019 sebesar 971 MMSCFD. Iklim usaha yang kondusif dan dapat diatasinya berbagai permasalahan termasuk kondusifnya keamanan di wilayah tersebut adalah salah satu faktor yang mendukung capaian yang ekselen tersebut. Hal ini tentu atas bantuan dari berbagai pihak, termasuk Pemerintah Daerah Teluk Bintuni dan seluruh muspika terkait”, katanya.
Terkait hal-hal yang menjadi perhatian Bupati Teluk Bintuni yang disampaikan pada pertemuan tersebut, SKK Migas memiliki komitmen yang sama dan saat ini sudah diimplementasikan, dan tentu saja akan terus ditingkatkan pada masa mendatang.
Saat ini, Teluk Bintuni adalah daerah yang memiliki Pusat Pelatihan Teknik Industri dan Migas terbesar di Indonesia bagian timur. Pusat pelatihan tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh Pemerintah dan masyarakat setempat, putra daerah akan memiliki kesempatan untuk belajar dan memiliki keahlian yang dibutuhkan oleh industri migas, sehingga seiring dengan keberadaan industri migas di Teluk Bintuni akan semakin dirasakan manfaatnya dengan kesempatan kerja bagi masyarakat lokal.
“SKK Migas mendorong KKKS untuk memberikan kesempatan dan meningkatkan kompetensi masyarakat lokal agar bisa berkiprah di daerahnya. Bulan Juli 2019, kami mengunjungi fasilitas pendidikan vokasi BP sebagai operator blok Tangguh di Ciloto. Ini tentu bentuk dukungan SKK Migas agar KKKS dapat terus meningkatkan SDM lokal. Apa yang telah dilakukan BP Tangguh diharapkan dapat dilakukan pula oleh KKKS lainnya”, kata Dwi.
Dalam rangka memaksimalkan lokal konten, SKK Migas senantiasa mendukung dan melaksanakan Peraturan Pemerintah nomor 29 Tahun 2018 tentang pemberdayaan industri dalam negeri. Hal ini nampak dari pembelajaan barang/jasa industri dalam negeri yang mencapai rata-rata 60% dan di tahun 2019 sebesar US$ 2,964 miliar.
Berdasarkan data SKK Migas untuk penyediaan kapal di BP Tangguh, KKKS ini telah melangkah maju dengan mewajibkan penyedia jasa untuk secara partisipatif mengembangkan kapasitas lokal dengan melakukan kerjasama dengan galangan kapal setempat.
Industri migas dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir memberikan rata-rata pemasukan bagi daerah sekitar 25 persen dan berkontribusi yang besar bagi pembangunan di Kabupaten Teluk Bintuni.
Upaya bersama SKK Migas dan Pemerintah Daerah Teluk Bintuni untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dan badan usaha lokal akan memberikan multiplier yang lebih besar, tentu harus didukung oleh stakheloders, sehingga industri migas dapat terus menopang perekonomian Teluk Bintuni yang berkelanjutan untuk generasi mendatang.