Gianna yang diketahui mempunyai minat dan bakat mengikuti jejak sang ayah itu terlihat fokus melihat pertandingan, sementara Bryant tampak memberikan masukan soal permainan yang sedang berlangsung.
As you can see, the Mamba mentality is nowhere to be found on this court tonight
— SI Extra Mustard (@SI_ExtraMustard) December 22, 2019
(via @YESNetwork) pic.twitter.com/T9XUUzblKD
Tidak hanya itu. Kurang dari 24 jam sebelum Bryant meninggal, dia juga mengucapkan selamat kepada juniornya di LA Lakers LeBron James yang berhasil menggeser posisinya sebagai pemegang catatan pengumpul poin terbanyak ketiga di NBA.
Continuing to move the game forward @KingJames. Much respect my brother ???????? #33644
— Kobe Bryant (@kobebryant) January 26, 2020
Namun seketika semua itu tampak memilukan kala sang legenda basket Bryant diberitakan meninggal. Berita itu jelas menjadi sesuatu yang tak dapat dipercaya bahkan masih terasa tak nyata, terlebih bagi beberapa orang yang tumbuh dekat dengannya.
Kobe Bryant (41) dan putri keduanya Gianna Maria-Onore Bryant (13) meninggal dalam kecelakaan helikopter, Minggu pagi waktu setempat, saat mereka sedang dalam perjalanan menuju Mamba Sports Academy, tempat latihan milik Bryant di California, AS.
Tak ada kata-kata yang pas untuk mengungkapkan sebuah tragedi yang tak terduga dan tiba-tiba itu.
Namun setidaknya masih ada banyak hal soal Bryant yang tak mudah terlupakan dalam serangkaian momen yang pernah tercipta.
Seperti saat ia tak tersentak ketika Matt Barnes menembakkan bola ke wajahnya, lalu saat ia melesakkan lemparan bebas dengan kondisi achillesnya yang robek, mencetak 60 poin pada pertandingan final serta memiliki dua nomor punggung di LA Lakers.
Baca juga: Kobe Bryant sang ikon basket NBA
Karier basket profesional Bryant dimulai bersama Los Angeles Lakers yang menjadi satu-satunya tim yang dia mainkan bersama selama 20 musim di NBA.
Pemain bernomor punggung 8 dan 24 itu tercatat sebagai pemain pencetak poin terbanyak keempat sepanjang sejarah NBA. Selain prestasi pribadi, Bryant juga sukses membawa LA Lakers menjuarai NBA sebanyak lima kali yakni pada 2000, 2001, 2002, 2009, dan 2010. Ia juga menyabet gelar pemain terbaik (MVP) dua kali pada 2008 dan 2009.
Rekor terbaiknya adalah ketika dia mencetak 81 poin dalam laga LA Lakers melawan Toronto Raptops pada Januari 2006 silam. Catatan itu sekaligus menjadi rekor kedua poin terbanyak pada satu pertandingan sepanjang sejarah NBA.
Tak hanya mengabdi bersama LA Lakers, Bryant juga menjadi pemain kunci bagi tim basket AS saat meraih medali emas Olimpiade 2008 Beijing dan Olimpiade 2012 London.
Pensiun dari karier basket profesional pada 2016, dunia Bryant tak sepenuhnya lepas dari olahraga. Dia mulai berkiprah di muultimedia dengan menggarap beberapa film seperti Dear Basketball (2015) yang berujung meraih Piala Oscar 2018. Dia juga orang dibalik pembuatan Detail (2018) yang menayangkan analisisnya pada sebuah pertandingan basket.
Baca juga: FAA selidiki kecelakaan heli yang tewaskan pemain legenda NBA Bryant
Panutan
Bagi orang-orang yang hidup di generasi Kobe Bryant, sosok Bryant merupakan panutan bagi para atlet muda. Meskipun kini ia telah meninggal, namun ia telah meninggalkan warisan tersendiri yang tak akan mudah dilupakan.
Beberapa penggemar bola basket akan mengingat bahwa Bryant adalah satu dari pemain basket yang telah menunjukkan kehebatannya soal bagaimana caranya melesakkan tembakan dengan tubuh berputar di baseline untuk kemudian melakukan lompatan midrange dengan sempurna.
Para pemain basket amatir banyak yang mencontoh gaya permainan Bryant itu. Namun lagi-lagi, mereka kini harus kehilangan sosok itu.
"Generasi saya itu Dr. J. Dan mungkin Michael Jordan setelahnya," ujar pelatih Washington Wizards Scott Brooks.
"Genarasi sekarang adalah Kobe. Ia persis seperti yang diimpikan semua orang tentang bermain (melawan) di lapangan," katanya lagi.
Pengaruh Bryant itu meluas hingga ke pebasket muda. Sebut saja James Harden yang menyebut selalu bergegas pulang ke rumah hanya untuk menonton pertandingan Bryant. Jayson Tatum yang menyebut bahwa Bryant adalah alasan dia bermain basket. Stephen Curry yang kerap meminta saran tentang cara mengelola cedera. Atau Draymond Green yang pergi kepada Bryant untuk meminta bantuan bagaimana menjaga emosinya tetap terkendali.
Adapun bagi LeBron James, Bryant adalah sosok yang mengantarkan dia hingga ke titik sekarang ini. Bryant, baginya adalah inspirasinya sampai kapanpun.
"Ketika melihatnya keluar dari sekolah menengah, dia adalah seseorang yang menjadi inspirasiku," kata James dikutip dari ESPN.
"Rasanya 'wow' melihat seorang anak berusia 17 tahun datang ke NBA, saya menjadikannya sebagai sebuah motivasi. Dia membantu saya pada titik karir saya saat ini, untuk berbagai jersey yang sama dengan bermain untuk franchise bersejarah ini," katanya lagi.
Sesaat setelah pemberitaan meninggalnya Bryant, penghormatan pun mengalir tak berhenti dari mana-mana, tak cuma penggiat dan penggemar basket tapi orang yang awam pun turut merasakan kehilangan.
Mantan presiden AS Barack Obama adalah salah satu yang menyampaikan rasa kehilangannya. Ia menyampaikan bela sungkawanya atas kepergian legenda basket dan putrinya serta meninggalkan istri dan empat anaknya.
Kobe was a legend on the court and just getting started in what would have been just as meaningful a second act. To lose Gianna is even more heartbreaking to us as parents. Michelle and I send love and prayers to Vanessa and the entire Bryant family on an unthinkable day.
— Barack Obama (@BarackObama) January 26, 2020
Aliran ungkapan duka dan penghormataan juga turut digemakan pada beberapa pesta olahraga yang sedang berlangsung.
Nyanyian dan penghormatan untuk Bryant itu menggema di Pro Bowl.
Sementara di belahan dunia lain, bintang sepak bola Neymar juga memberikan penghormatan dengan mendikasikan gol keduanya ke gawang Lille untuk mendiang LA Lakers itu. Saat mencetak gol, Neymar melakukan selebrasi dengan memberikan isyarat tangannya menunjukkan angka 24 yang merupakan nomor punggung Bryant.
Sebagai bentuk rasa duka dan penghormatan kepada Bryant, seluruh pertandingan NBA 2019-20 yang digelar hari ini pun memberikan tribut untuk Black Mamba.
Selain mengheningkan cipta selama satu menit, pada pertandingan antara San Antonio Spurs melawan Toronto Raptops pun sengaja dilakukan pelanggaran 24 detik dalam memulai pertandingan.
Selamat tinggal, Kobe Bryant,
Salam homat untuk No. 24 dan No. 8