Paringin (ANTARA) - Bagi Eny Susanti dan masyarakat Dayak Deah Desa Liyu Kabupaten Balangan, pendidikan menjadi suatu hal yang cukup sulit untuk didapat setidaknya beberapa tahun kebelakang.
Tinggal jauh dari perkotaan menjadi salah satu kendala yang dihadapi warganya bisa mendapatkan akses pendidikan yang layak bagi anak usia dini, ditambah dengan bahan literasi yang terbatas membuat warga sedikit kesulitan dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.
Berangkat dari keresahan itu timbul rasa ingin meningkatkan mutu pendidikan di desanya, Eny dan warga kemudian bermusyawarah dan memutuskan untuk membangun sebuah sekolah untuk anak.
Sekolah yang kemudian diberi nama PAUD Adat Bedjalitn Jaya ini, diambil dari nama gunung yang disucikan dan terletak berdekatan dengan pemukiman warga disana, Gunung Bejalitn.
Dengan segala keterbatasannya, sekolah yang masih menumpang di balai adat sebagai tempat belajar mengajar ini menekankan pada unsur pendidikan adat dan budaya yang dimilikinya, harapannya agar anak sudah mengenal akan seni dan tradisi sejak usia dini.
Eny pada saat itu masih sibuk berprofesi sebagai petani dimintai warga untuk menjadi tenaga ajar disana, panggilan hatinya untuk memajukan pendidikan di desanya membuatnya tak bisa menolak tawaran tersebut meski ia juga punya lahan dan keluarga yang harus diurus.
Pada 2014 Eny mulai aktif mengajar di sekolah tersebut, meski hanya berbekal ilmu yang ia dapat dari sekolah menengah atas, ia terus berusaha mengabdikan diri untuk mengajar anak-anak yang ada dikampungnya.
Meski demikian, Eny juga menyadari keterbatasannya dalam mengajar anak didiknya, perempuan yang baru berusia 26 tahun ini kemudian mendapat pelatihan pendidikan karakter bagi anak ditahun yang di fasilitasi oleh Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) bermitra dengan Indonesian Heritage Foundation (IHF).
Kegigihan dan keseriusan Eny dalam meningkatkan kualitas pendidikan di desanya disambut baik oleh masyarakat desa.
Melalui kepala Desa Liyu, Eny diberi kepercayaan menjadi kepala sekolah PAUD tempat dimana ia mengajar.
Semangat Eny dalam memajukan PAUD dan anak didiknya, tergambar dari keinginan wali murid untuk menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut.
Saat ini hampir semua anak sudah sekolah disana, paradigma tentang pendidikan anak usia dini bukanlah hal yang utama di masyarakat Desa Liyu, lambat laun berubah. Kepala Desa Liyu, memberikan apresiasi atas perjuangan yang dilakukan Eny dalam memajukan pendidikan anak di desanya.
“Ibu Eny sangat bagus, gigih dan aktif serta berjiwa sosial yang tinggi, sehingga kedepannya PAUD Adat Bejalitn Jaya dapat menjadi PAUD Pelopor Pedalaman,” kata Syukri.
“Rasa senang melihat anak-anak bisa belajar, berani mengekspresikan diri melalui berbagai kegiatan seperti tarian khas Dayak dan dapat berprilaku baik setelah diajari pendidikan karakter,” ungkap Eny menuturkan perasaannya sebagai seorang guru PAUD.