Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kemampuan teknis dan akademik seorang guru pendidikan Bahasa Inggris ternyata tak cukup jadi modal dalam pembelajaran di kelas. Namun diharapkan juga dapat mengintegrasikan soft skills, sehingga menumbuhkan karakter kuat anak didik yang terampil berbahasa asing.
Penguatan soft skills itulah yang diangkat dalam tema besar seminar nasional bertajuk "Redefining Learning: Integrating Soft Skills in ELT Classroom" gelaran Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP-PGRI) Banjarmasin yang berlangsung di Tree Park Hotel Ballroom, Rabu (7/11).
"Jadi guru harus bisa bagaimana cara agar melatih atau memunculkan kemampuan berkomunikasi siswa dalam Bahasa Inggris, bukan sekadar penguasaan pengetahuan kosakata dan tata bahasa," kata Prof Helena IR Agustien yang jadi pembicara seminar.
Senada dengan guru besar asal Universitas Negeri Semarang itu, pembicara utama lainnya Dr Hj Ida Rusdiana juga banyak memaparkan soal soft skills dalam artian tata krama.
"Sesuai dengan Kurikukum 2013 yang berbasis karakter, jadi pendidikan Bahasa Inggris juga wajib memasukkan karakter dalam pembelajarannya.
Selama ini peserta didik hanya bisa menguasai kosakata dan sebagainya tetapi tidak bisa mengkomunikasikannya dengan baik dan benar," jelas dosen senior Prodi Pendidikan Bahasa Inggris STKIP-PGRI Banjarmasin itu.
Seminar yang memasuki tahun ketiga itu diikuti sebanyak 330 peserta baik dari mahasiswa maupun kalangan umum.
Selain dua pembicara utama Prof Helena dan Dr Ida, sejumlah pembicara lainnya dari berbagai perguruan tinggi juga hadir untuk memaparkan hasil penelitian mereka. Dimana peserta dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengikuti paralel sesi dalam diskusi.
"Kami juga mendorong mahasiswa untuk mempresentasikan penelitian mereka lewat poster yang dipajang," tutur ketua pelaksana seminar Yasyir Fahmi Mubaraq.
Adapun pembicara yang dihadirkan selain dari internal STKIP-PGRI Banjarmasin, juga berasal dari sejumlah perguruan tinggi di Kalsel seperti Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin, Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al Banjari, dan Sekolah Tinggi Agama Islam Rasyidiyah Khalidiyah (Rakha) Amuntai.
Kemudian akademisi dari luar Kalimantan juga hadir, diantaranya Sekolah Tinggi Agama Islam Sufyan Tsauri (STAIS) Majenang, Cilacap Jawa Tengah, STKIP-PGRI Sumatera Barat dan Pusat Bahasa dan Budaya Universitas Mataram.
Yasyir berharap, STKIP-PGRI Banjarmasin sebagai institusi pencetak calon guru bisa terus memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan, dengan terus mengasah kemampuan mahasiswanya selama di bangku kuliah.
"Untuk itulah, mahasiswa yang nantinya jadi guru bisa membuat suatu pembelajaran yang baik dengan mengintegrasikan soft skills dan sebagainya yang sudah merupakan tuntutan zaman di dunia pendidikan yang terus berkembang dan dinamis," tandas dosen Prodi Bahasa Inggris yang juga menjabat Sekretaris Penjaminan Mutu STKIP-PGRI Banjarmasin itu.
Di sisi lain, untuk mendukung penuh jalannya kegiatan seminar tahunan itu, para petinggi kampus dan yayasan pun hadir. Seperti Ketua PPLP STKIP PGRI Banjarmasin Drs H Dahri MM, Ketua Senat Drs H Riduan Saberan dan Ketua STKIP-PGRI Banjarmasin Dr H Abidinsyah serta Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Tri Winindyasari Palupi dan seluruh jajaran civitas akademika terkait.
Guru Bahasa Inggris diharapkan mengintegrasikan soft skills dalam pembelajaran
Rabu, 7 November 2018 14:40 WIB
Jadi guru harus bisa bagaimana cara agar melatih atau memunculkan kemampuan berkomunikasi siswa dalam Bahasa Inggris, bukan sekadar penguasaan pengetahuan kosakata dan tata bahasa,