Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kiriman ratusan ribu butir pil Zenith atau Carnophen dalam bentuk curah kembali ditemukan di ekspedisi. Polisi menduga, temuan itu masih satu rangkaian dengan 98.000 butir Zenith sebelumnya.
"Kami mensinyalir ini hanya modus operandi untuk mengelabui petugas jadi mereka pecah-pecah pengirimannya ke beberapa ekspedisi berbeda," kata Direktur Reserse Narkoba Polda Kalsel Kombes Pol Muhammad Firman melalui Kasubdit I Ditresnarkoba Polda Kalsel Kompol Ugeng Sudia Permana, Rabu.
Ekspedisi yang digunakan pelaku kali ini adalah PT Adam Jaya Sakti yang beralamat gudang di Jalan Sutoyo S, Kelurahan Telaga Biru, Kecamatan Banjarmasin Barat, Kota Banjarmasin.
Seperti pada kasus di Ekspedisi Karyati, kali ini karyawan ekspedisi juga curiga lantaran alamat penerima fiktif dan pemiliknya tak kunjung mengambil barang ke kantor.
"Informasi dari ekspedisi pun langsung kami tindaklanjuti bersama BNNP Kalsel dengan melakukan pembongkaran barang dan memang benar ada obat terlarang di dalamnya," ungkap Ugeng kepada Kantor Berita Antara.
Adapun barang bukti obat yang dikirim dari Pulau Jawa itu berupa satu buah karung dengan kode A berisikan50.000butir obat Carnophen atau Zenith dengan berat bersih 25 Kg dan satu buah karung dengan kode B berisikan50.000butir dengan berat bersih 25 Kg, sehingga total obat yang disita 100.000butir dengan berat bersih 50 Kg.
"Barang disertai satu buah resi pengiriman PT. Adam Jaya Sakti dengan No. JKT18083632 dengan nama pengirim Teguh Interior danpenerima Saukani," jelas Ugeng.
Hingga kini polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap bandar pemasok obat terlarang yang sudah dicabut izin edarnya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) itu.
Terhadap pelakunya jika tertangkap nanti, penyidik menjeratnya Pasal114ayat (2) subs Pasal112ayat (2) Undang-Undang RI No 35 tahun2009tentang Narkotika atau Pasal196subs Pasal197Undang-Undang RI No 36 tahun2009tentang Kesehatan.
Kiriman ratusan ribu butir Zenith kembali ditemukan di ekspedisi
Rabu, 10 Oktober 2018 8:27 WIB
Kami mensinyalir ini hanya modus operandi untuk mengelabui petugas jadi mereka pecah-pecah pengirimannya ke beberapa ekspedisi berbeda