Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Rektor Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Abdul Malik mengatakan perbedaan yang ada dunia terutama di Indonesia merupakan sumber kekuatan besar bila seluruh pihak terkait mampu mengelolanya dengan baik.
Menurut Malik pada dialog untuk memperdalam nilai-nilai Pancasila di Aula Kopertis Wilayah XI Jumat mengatakan, perbedaan adalah sunatullah yang menjadi inspirasi untuk membangun kebersamaan.
"Kondisi bangsa Indonesia yang cukup heterogen merupakan ujian yang harus diselesaikan dan di manajemen dengan baik, sehingga menjadi kekuatan untuk mendorong kemajuan," katanya.
Walaupun kadang, perbedaan banyak juga menimbulkan banyak masalah, namun setiap masalah pasti akan bisa diselesaikan menjadi kekuatan, bila manajemen perbedaan berjalan dengan baik.
Dia mencontohkan, dalam satu rumah tangga saja, pasti ada perbedaan, apalagi dalam berbangsa dan bernegara, perbedaan pasti ada.
Seperti halnya membangun rumah, tidak mungkin komponen bangunannya sama, harus berbeda, ada batu bata, semen, pasir dan lainnya, bila semua bahan yang berbeda tersebut disatukan, tentu akan menjadi sebuah bangunan yang kokoh.
"Coba bayangkan, bila bangun tersebut terdiri dari semuanya semen atau bata saja, maka akan mudah diroboh bahkan tidak bisa menjadi bangunan," katanya.
Mengatasi dan memanajemen perbedaan tersebut, maka nilai-nilai Pancasila harus selalu diterapkan dalam setiap langkah kehidupan.
Bagaimana perbedaan tersebut bisa dirangkai agar tetap menjadi satu kesatuan, tentu diperlukan kesadaran seluruh pihak terkait, untuk bisa bekerjasama dan saling menghargai dalam setiap hal.
Kopertis Wilayah XI menyelenggarakan Upacara Hari Lahir Pancasila di Halaman Kantor Kopertis Wilayah XI yang diikuti oleh Karyawan Kopertis XI, Pimpinan PTS dan Mahasiswa.
Pada kesempatan tersebut, Koordinator Kopertis Wilayah XI Prof Idiannor Mahyudin yang membacakan sambutan Presiden RI terkait dengan Hari Lahir Pancasila.
Menurut Idiannor, Indonesia merupakan bangsa yang majemuk yang terdiri atas 714 suku dengan lebih dari 1.100 bahasa lokal.
Selain itu, juga terdiri lebih dari 17.000 pulau, sehingga semangat persatuan harus menjadi pilar utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Mari terus menerus bersatu memperkokoh semangat Bhineka Tunggal Ika, dalam upaya untuk menjadi bangsa yang kuat, bangsa yang besar, dan bangsa pemimpin," kata Idiannor bersemangat saat membacakan sambutan Presiden.
Peringatan Harlah Pancasila di setiap tanggal 1 Juni, tambah dia, harus dimanfaatkan sebagai momen pengingat, pemacu, dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila.
"Marilah kita terus amalkan warisan mulia para founding fathers ini untuk kemajuan bangsa sekaligus menjadi sumbangsih Indonesia kepada masyarakat dunia," katanya.
Rektor Uniska : Perbedaan sumber kekuatan bangsa
Jumat, 1 Juni 2018 16:41 WIB
Kondisi bangsa Indonesia yang cukup heterogen merupakan ujian yang harus diselesaikan dan di manajemen dengan baik, sehingga menjadi kekuatan untuk mendorong kemajuan