Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Penasihat Himpunan Swasta Nasional Minyak dan Gas Kalimantan Selatan H. Addy Chairuddin Hanafiah mengajak mahasiswa setempat bersama-sama memantau kuota bahan bakar minyak untuk provinsinya.
Mantan Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kalsel itu mengajak mahasiswa saat pertemuan antara Komisi III lembaga legislatif setempat dengan Pertamina dan Himpunan Swasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswanamigas) provinsi tersebut di Banjarmasin, Kamis.
Ajakan putra dari mantan Wali Kota Banjarmasin almarhum H Hanafiah itu menanggapi keterangan anggota Komisi III DPRD provinsi setempat yang mengutip penyataan dari Ditjen Migas Kemernterian ESDM RI bahwa kuota BBM untuk Kalsel terpenuhi.
Padahal, lanjut anggota Ikatan Keluarga Alumni Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin itu, sejak 2009 sampai sekarang persediaan dan penyaluran BBM di Kalsel yang terdiri atas 13 kabupaten/kota selalu bermasalah.
Sebagai contoh tahun 2017 kuota BBM Kalsel tetap, sementara pemakaian lebih, mungkin seiring pertumbuhan dan perkembangan pengguna yang tidak terperhitungkan sehingga hal tersebut menimbulkan permasalahan.
Sementara dalam pertemuan yang dipantu Wakil Ketua Komisi III DPRD Kalsel H Syafruddin H Maming S.Sos dari PDI-P dari Pertamina menerangkan, kuota BBB tahun 2018 untuk provinsi tersebut sebanyak 366.727 kiloliter (Kl).
Sedangkan suplai BBM tersebut perminggu sekitar 5000 Kl untuk 110 unit Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) dan kapasitas depo di Banjarmasin hanya 7000 Kl.
Terhadap SPBU yang nakal, pihak Pertamina memastikan menindaknya, sebagai contoh menjual BBM bersubsidi tidak sesuai peruntukan selain kena sanksi penghentian sementara pasokan juga harus membayar sebesar selisih harga.